
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Indonesia akan maju jika mampu memanfaatkan sumber daya lokal yang tidak dimiliki oleh negara lain yaitu biodiversity dan budaya.
“Salah satunya arkeologi. Itu juga sumber daya terbarukan yang tidak akan habis. Jadi kita harus berjuang dan fokus ke situ. Kita enggak mungkin bisa lawan Tiongkok dalam hal manufaktur. Kalau kita mau kompetisi itu dalam sesuatu yang tidak ada di negara lain. Kita tidak sekadar punya living collection, spesimen dan lainnya tapi bagaimana memanfaatkan itu, baru orang bisa melihat pentingnya konservasi,” ungkapnya dalam Peringatan Ulang Tahun Kebun Raya Bogor yang ke-208 dan Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia di Kebun Raya Bogor, Senin (19/5).
“Kalau kita hanya bicara enggak ada hasilnya sulit. Konservasi itu untuk orang yang kebutuhannya terpenuhi baru bisa konservasi. Saya selalu sampaikan kepada negara-negara lain jangan ajarkan kami untuk konservasi tapi bantu kami untuk utilisasi konservasi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, menurutnya Indonesia memiliki banyak potensi situs-situs arkeologi dan flora-fauna yang masih belum dieksplorasi. Sampai saat ini, baru 30 ribu spesies yang ditemukan di Indonesia.
“Di Brazil saja mereka bilang mereka enggak ada 40% spesies flora dan fauna di Amazon doang. Nah kalau di kita tambah laut pasti bisa lebih banyak. Karena laut kita praktis belum dieksplorasi,” ujar Laksana.
Untuk itu, saat ini BRIN memiliki Armada Kapal Riset yang menjadi alat untuk melakukan eksplorasi spesies di laut.
“Kemarin saja kita baru sekali tembus ke 7 ribu meter (di bawah permukaan laut) saja sudah nemu yang aneh-aneh. Tidak ada cara lain bahwa kita harus masuk ke situ. Jadi, kita harus terus menyemangati dan menginspirasi teman-teman kita bahwa apa yang kita lakukan itu penting dan ini masa depan,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Managing Director Mitra Natura Raya Marga Anggrianto mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga dapat berkolaborasi dengan BRIN untuk menunjukkan bahwa dalam upaya memajukan konservasi lingkungan, Kebun Raya Bogor bukan hanya tempat wisata tapi juga untuk konservasi, riset, dan lain sebagainya.
“Kami ingin meneruskan restorasi tumbuhan yang mati jadi kami menanam kembali sehingga lingkungan Kebun Raya Bogor tetap terjaga. Peresmian Rumah Kaca Hoya juga menjadi komitmen kita untuk berperan aktif dalam hal konservasi. Dengan peresmian ini kami harap kemitraan ini jadi bukti nyata untuk contoh bahwa kolaborasi sustainability penting untuk kelestarian lingkungan,” tandasnya. (H-1)