Fosil 108 Juta Tahun di Australia Ubah Teori Evolusi Ekidna dan Platipus

4 hours ago 3
Fosil 108 Juta Tahun di Australia Ubah Teori Evolusi Ekidna dan Platipus Penemuan dan analisis ulang fosil Kryoryctes cadburyi di Australia menunjukkannenek moyang ekidna dan platipus hidup di air.(scitechdaily)

SEBUAH fosil tulang kecil yang ditemukan 30 tahun lalu di Dinosaur Cove, wilayah tenggara Australia, akan mengubah pemahaman tentang asal-usul platipus dan ekidna, dua mamalia bertelur yang tergolong unik.

Selama ini, para ilmuwan beranggapan ekidna dan platipus yang bersama-sama disebut monotremata berasal dari nenek moyang yang hidup di darat. Dari titik ini, platipus diyakini beradaptasi dengan kehidupan air, sementara ekidna tetap tinggal di daratan.

Penelitian baru yang dipimpin Universitas New South Wales (UNSW) menantang pandangan tersebut. Analisis terhadap fosil tua yang sempat diabaikan, dan ditemukan tim dari Museums Victoria, justru menunjukkan leluhur platipus dan ekidna kemungkinan besar hidup di lingkungan air atau semi-akuatik.

Profesor Emeritus Suzanne Hand, paleontolog dari UNSW dan penulis utama studi ini, menjelaskan setidaknya ada 30 contoh mamalia yang dulunya hidup di darat lalu beralih ke habitat air, seperti paus, lumba-lumba, dugong, anjing laut, berang-berang, hingga walrus. Namun, sangat jarang ditemukan mamalia yang justru melakukan kebalikannya, berasal dari air dan kemudian pindah ke darat.

“Kami berbicara tentang mamalia semiakuatik yang meninggalkan kehidupan di air demi hidup di daratan. Itu kejadian yang sangat langka, tapi kami percaya itu yang terjadi pada ekidna,” ujarnya.

Tulang Lengan yang Mengungkap Cerita Lama

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah PNAS, para ilmuwan membahas satu tulang humerus (tulang lengan atas) yang ditemukan di Victoria pada awal 1990-an. Tulang ini berasal dari spesies yang sudah punah, Kryoryctes cadburyi, yang dinamai tahun 2005. Meskipun hanya satu tulang, humerus ini sangat penting karena merupakan satu-satunya bagian tubuh yang ditemukan dari spesies tersebut.

Bentuk luar tulang ini memang lebih menyerupai ekidna dibandingkan platipus, sehingga sebagian ilmuwan dulu menganggapnya sebagai nenek moyang ekidna. Namun, ada juga yang berpendapat tulang ini berasal dari nenek moyang awal kedua spesies yang disebut stem-monotreme. Pertanyaannya: apakah Kryoryctes hidup di darat seperti ekidna modern, atau semi-akuatik seperti platipus?

Untuk menjawabnya, tim peneliti meneliti struktur dalam tulang tersebut menggunakan CT scan dan teknologi pencitraan lainnya. Menurut Prof. Hand, struktur luar tulang memang membantu mengidentifikasi hubungan antar spesies, tapi struktur dalam lebih banyak memberi petunjuk tentang gaya hidup dan habitatnya.

“Kita mungkin tidak bisa tahu pasti spesiesnya hanya dari bagian dalam tulang, tapi kita bisa tahu bagaimana hewan itu hidup dan di mana,” jelasnya.

Sekitar 108 juta tahun lalu, saat masa Dinosaurus atau periode Mesozoikum, monotremata dan kerabat dekatnya menjadi kelompok mamalia utama di Australia. Namun, mamalia dari era ini sangat jarang ditemukan, dan biasanya hanya berupa gigi atau rahang. Itulah yang membuat tulang humerus Kryoryctes cadburyi ini sangat berharga.

Saat meneliti bagian dalam tulang, peneliti terkejut karena struktur tulangnya lebih mirip dengan platipus. Humerus dari platipus memiliki dinding tulang tebal dan rongga sumsum yang kecil, struktur ini membantu mereka menyelam dengan baik. Sebaliknya, tulang ekidna cenderung ringan dan berdinding tipis. Ini memperkuat dugaan bahwa Kryoryctes dulunya adalah mamalia semiakuatik.

Kesimpulannya, analisis ini memberikan bukti kuat nenek moyang monotremata berasal dari makhluk yang hidup di air. Seiring waktu, leluhur ekidna mungkin berpindah ke daratan dan menyesuaikan diri hingga tulangnya menjadi lebih ringan. Sayangnya, catatan fosil mereka sangat terbatas, sehingga belum bisa dipastikan kapan tepatnya transisi ini terjadi.

“Itulah sebabnya kami kini gencar meneliti fosil-fosil opal dari era Mesozoikum di Lightning Ridge, New South Wales, yang usianya sebanding dengan fosil dari Victoria,” kata Prof. Michael Archer, rekan penulis studi ini.

“Kami berharap bisa menemukan fosil monotremata lain yang bisa membantu mengungkap sejarah awal kelompok mamalia unik ini,” lanjutnya.

Petunjuk dari Tubuh Ekidna Modern

Beberapa keunikan fisik ekidna modern mungkin merupakan jejak masa lalu mereka sebagai hewan semiakuatik. Misalnya, paruh platipus terkenal memiliki sensor elektrik yang sangat sensitif untuk mendeteksi mangsa. Walau jumlah sensornya lebih sedikit, paruh ekidna juga memiliki reseptor serupa mungkin sisa dari warisan platipus. Bahkan, embrio ekidna menunjukkan bentuk paruh yang mirip dengan platipus.

Selain itu, kaki belakang ekidna menghadap ke belakang seperti kaki platipus di mana platipus menggunakannya sebagai kemudi saat berenang. Namun, ekidna menggunakan kaki belakang itu untuk menggali tanah, fungsi yang tidak umum ditemukan pada mamalia lain kecuali platipus.

Ekidna juga memiliki refleks menyelam saat terendam air, yang membantu mereka menghemat oksigen. Studi terhadap protein pernapasan bernama mioglobin juga menunjukkan otot ekidna punya kapasitas menyimpan oksigen yang lebih besar dari dugaan mirip dengan mamalia penyelam.

“Mioglobin dengan muatan positif tinggi mampu menyimpan lebih banyak oksigen dan memperpanjang waktu menyelam. Kandungan ini sangat tinggi pada platipus, namun ternyata juga cukup tinggi pada ekidna, meskipun mereka lebih banyak menggali daripada berenang,” tutur Prof. Hand.

Langkah selanjutnya bagi para peneliti adalah mempelajari lebih jauh struktur mikroskopik (histologi) dari tulang humerus Kryoryctes. Biasanya, analisis ini membutuhkan pemotongan tulang yang bisa merusak fosil. Namun karena fosil ini unik dan tidak tergantikan, para ilmuwan menggunakan teknik pemindaian canggih seperti synchrotron yang bersifat non-destruktif untuk mengumpulkan lebih banyak informasi.

“Kami percaya, studi lanjutan ini akan semakin membantu mengungkap misteri evolusi mamalia bertelur yang aneh tapi luar biasa ini,” pungkas Prof. Hand. (scitechdaily/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |