
BANK Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) bersinergi dengan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah itu.
Sinergi itu juga mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Dasa Cita Pemerintah Provinsi NTT. Sebab, dari 5,66 juta penduduk NTT, sebanyak 2,2 juta di antaranya jemaat GMIT dan sekitar 71% dari jumlah itu adalah penduduk usia produktif.
Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, KI dan Syariah Bank Indonesia NTT, Reyza Lisembina Budiarjo di Kupang, Jumat (28/2) mengatakan dengan bermitra Bersama Sinode GMIT, BI NTT berupaya mengoptimalkan potensi UMKM dan kelompok tani hingga ke wilayah pedesaan.
Menurutnya, prioritas keluaran kemitraan BI NTT dengan GMIT saat ini adalah mendorong produktivitas sektor pertanian dan hilirisasi pangan, serta pengembangan sektor pariwisata. Fokus ini sejalan dengan besarnya serapan tenaga kerja pada sektor tersebut, yang mencapai lebih dari 50%.
Penguatan kinerja sektor-sektor dimaksud akan memberikan tambahan pendapatan yang besar bagi masyarakat, tentunya juga mendorong kinerja perekonomian NTT.
Selain itu, BI NTT juga mendorong pengembangan ekonomi UMKM dan ekonomi syariah untuk mewujudkan NTT yang maju dan sejahtera, penyelarasan program pengembangan UMKM dan Ekonomi Syarah (Eksyar) salah satu substansi koordinasi dan sinergi BI NTT dengan pemerintah daerah.
“Kita pahami bersama bahwa Indonesia merupakan pasar ekonomi syariah yang sangat besar. Oleh karena itu, kami memandang ini juga merupakan peluang bagi pelaku UMKM NTT untuk memperluas jangkauan pasarnya, terutama untuk makanan dan minuman serta modest fashion," ujarnya.
Menurutnya, BI NTT menerapkan prinsip Synergizing, Strategizing, Strenghtening (3S) untuk mengembangan UMKM binaan demi mewujudkan NTT lebih sejahtera. BI NTT telah melakukan beberapa upaya penguatan UMKM berdasarkan hasil asesmen Korporatisasi, Kapasitas, dan Pembiayaan.
BI NTT bersinergi dengan Pemerintah Daerah, Akademisi, Perbankan, dan Penguasah untuk membangun ekosistem yang mendukung pergembangan UMKM. Ekosistem yang telah dibentuk didukung oleh strategi pengembangan berupa pelatihan dan bimbingan, penguatan kelembagaan kelompok, fasilitasi business matching, dan mendorong UMKM berseritifikasi halal.
Guna mengoptimalkan potensi pasarnya, BI turut mendukung UMKM NTT untuk bergabung ke dalam ekosistem Industri Kreatif Syariah (IKRA). Menurut Reyza Lisembina Budiarjo, ekosistem IKRA mempertemukan dan mengumpulkan para Pelaku Usaha Syariah (PUS) sektor modest fashion dan makanan serta minuman halalagar dapat dikembangkan secara holistik, yang mencakup pengembangan kapasitas, serta penguatan branding dan marketing.
Adapun, seluruh kalangan dan kelompok UMKM yang telah memenuhi kriteria tentu memiliki peluang dan potensi untuk berkontribusi pada rantai pasok halal di level nasional dan internasional. (E-2)