Donald Trump: Rusia dan Ukraina Segara Mulai Negosiasi Gencatan Senjata

4 hours ago 2
 Rusia dan Ukraina Segara Mulai Negosiasi Gencatan Senjata Presiden AS Donald Trump mengatakan Rusia dan Ukraina akan "segera" memulai negosiasi menuju gencatan senjata, usai komunikasi via telepon selama dua jam dengan Putin.(Media Sosial X)

PRESIDEN AS Donald Trump mengatakan Rusia dan Ukraina akan "segera" memulai negosiasi menuju gencatan senjata dan akhir dari perang. Pernyataan itu setelah panggilan telepon selama dua jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump mengatakan syarat-syarat perdamaian harus dinegosiasikan langsung antara kedua pihak.

"Rusia dan Ukraina akan segera memulai negosiasi menuju Gencatan Senjata dan, yang lebih penting, AKHIR dari Perang," dalam unggahan di platform Truth Social, seraya menambahkan ia telah memberitahu Zelensky mengenai hal ini dalam panggilan kedua, yang juga melibatkan para pemimpin dunia lainnya.

"Syarat-syarat untuk itu akan dinegosiasikan antara kedua pihak, karena hanya mereka yang mengetahui rincian negosiasi yang tidak diketahui pihak lain," imbuh Trump.

Putin menyatakan siap bekerja sama dengan Ukraina dalam "memorandum tentang kemungkinan perjanjian damai di masa depan". Namun ia tidak menanggapi tuntutan dari AS dan negara-negara Eropa mengenai gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari.

Trump juga berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyebut ini sebagai "momen penentu". Zelensky mendesak AS untuk tidak menjauh dari proses negosiasi.

Meskipun Trump menyampaikan optimisme atas percakapannya dengan Putin, belum ada indikasi kapan negosiasi damai akan berlangsung, atau apakah Moskow bersedia membuat konsesi terhadap tuntutan gencatan senjata.

Gencatan Senjata Penuh Tanpa Syarat

Setelah panggilan pribadi dengan Trump, Zelensky menegaskan kembali keinginan Ukraina untuk "gencatan senjata penuh dan tanpa syarat", dan memperingatkan bahwa jika Moskow belum siap, "maka sanksi harus diperkuat".

Berbicara sebelum percakapan Trump dengan Putin, Zelensky mengatakan ia meminta agar keputusan tentang Ukraina tidak dibuat tanpa melibatkan negaranya, menyebut hal itu sebagai "masalah prinsip" bagi Ukraina.

Ia menambahkan ia belum menerima rincian apa pun mengenai "memorandum" tersebut, namun setelah mereka menerimanya dari pihak Rusia, barulah mereka dapat "merumuskan pandangan mereka secara tepat".

"Ini sangat penting bagi kita semua agar Amerika Serikat tidak menjauh dari pembicaraan dan upaya perdamaian, karena satu-satunya yang akan diuntungkan dari itu adalah Putin," jelas Zelensky.

Berbicara dalam sebuah acara di Gedung Putih kemudian pada hari yang sama, Trump mengatakan AS tidak akan mundur dari upaya menengahi pembicaraan antara Rusia dan Ukraina. Namun Trump memiliki "garis merah di pikirannya" kapan ia akan berhenti menekan kedua belah pihak.

Ia juga membantah bahwa AS sedang menjauh dari peran negosiasinya.

Dalam beberapa minggu terakhir, Trump berulang kali memperingatkan bahwa AS akan mundur dari negosiasi karena ia semakin frustrasi dengan kurangnya kemajuan dari Moskow maupun Kyiv menuju perdamaian.

Ketika ditanya tentang pandangannya terhadap Rusia, ia mengatakan bahwa ia yakin Putin sudah cukup dengan perang ini dan ingin segera mengakhirinya.

Putin Siap Bekerja Sama

Sementara itu, Putin — yang menggambarkan panggilannya dengan Trump, yang ia lakukan dari sekolah musik dalam kunjungan ke kota Sochi, sebagai "terbuka, informatif, dan konstruktif" — juga berbicara tentang potensi gencatan senjata.

"Kami telah sepakat dengan Presiden AS bahwa Rusia akan menawarkan dan siap bekerja sama dengan Ukraina mengenai sebuah memorandum tentang kemungkinan perjanjian damai di masa depan," ujarnya.

Hal itu, tambahnya, akan merumuskan "sejumlah posisi" termasuk "prinsip-prinsip penyelesaian dan garis waktu untuk menyimpulkan perjanjian damai... termasuk kemungkinan gencatan senjata untuk jangka waktu tertentu, jika kesepakatan yang relevan tercapai."

Yury Ushakov, penasihat presiden Rusia, mengatakan kerangka waktu gencatan senjata tidak "dibahas... meskipun Trump, tentu saja, menekankan ketertarikannya untuk segera mencapai suatu bentuk kesepakatan."

Uni Eropa

Panggilan tersebut juga melibatkan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, serta para pemimpin Prancis, Italia, Jerman, dan Finlandia. "Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump atas upayanya yang tak kenal lelah untuk mewujudkan gencatan senjata di Ukraina," kata von der Leyen, seraya menambahkan: "Sangat penting bagi AS untuk tetap terlibat."

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan tawaran Paus Leo untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai potensial adalah sebuah isyarat yang disambut baik oleh AS dan para pemimpin lainnya dalam panggilan tersebut, dan "dinilai positif".

Awal bulan ini, Paus baru menawarkan Vatikan sebagai lokasi potensial untuk pembicaraan damai setelah Putin menolak tawaran Zelensky untuk bertemu langsung di Turki untuk negosiasi. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |