
SELAMA beberapa tahun terakhir, komoditas emas menjadi primadona bagi investor karena terus mencetak rekor harga tertinggi, bahkan menembus Rp2 juta per gram.
Pada perdagangan Rabu (16/4) lalu misalnya, harga emas dunia melonjak mencapai 3,58% ke level tertinggi sepanjang masa pada US$3.343,22 per troy ons, menembus batas psikologis US$3.300.
Kenaikan ini dipicu melemahnya dolar AS serta meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok, yang membuat investor memburu aset safe haven seperti emas.
Perang dagang antara AS dan Tiongkok kembali memanas setelah keduanya saling balas memberlakukan tarif tinggi. AS mengancam tarif hingga 245% atas impor dari Tiongkok, dan Tiongkok terakhir kali menetapkan tarif sebesar 125%.
Meskipun Tiongkok menyatakan tidak akan menaikkan tarif lebih lanjut, ketidakpastian global tetap tinggi. Kondisi ini mendorong investor untuk melirik emas sebagai aset lindung nilai jangka panjang yang aman di tengah gejolak ekonomi dan politik dunia.
Transaksi emas fisik digital khususnya di Indonesia terus menunjukkan lonjakan signifikan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Data terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, pada Januari 2025 saja, nilai transaksi emas fisik digital mencapai Rp5,29 triliun, meningkat 195,59% dibandingkan Januari 2024.
Volume transaksi mencapai 3,67 ton, naik 3,45% dari bulan sebelumnya. Tahun 2024 bahkan mencatatkan total transaksi Rp53,3 triliun dengan volume 43,9 ton, melonjak masing-masing 556% dan 430% ketimbang tahun sebelumnya.
Jovita Widjaja, Chief Marketing Officer Nanovest, mengungkapkan selain data nasional, peningkatan minat terhadap emas digital juga tercermin dari aktivitas pengguna di aplikasi Nanovest.
"Pada Januari 2025 saja, total volume transaksi emas di platform ini melonjak sekitar 381% dibandingkan dengan Januari 2024. Lonjakan ini mencerminkan pertumbuhan minat yang sangat kuat terhadap emas digital sebagai alternatif investasi yang relevan dan mudah diakses masyarakat luas," kata Jovita, dalam keterangan, Kamis (17/4).
Menurut dia, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tensi perang dagang ini saat yang tepat bagi investor melihat peluang investasi.
“Emas menjadi pilihan investasi paling stabil di tengah ketidakpastian market. Kami optimistis terus jadi mitra terpercaya bagi masyarakat dalam meraih masa depan finansial lebih stabil dan aman," ungkapnya.
Nanovest merupakan aplikasi investasi yang menyediakan emas digital, saham AS, dan aset kripto. Lewat Nanovest Gold, pengguna bisa membeli emas digital tanpa perlu keluar rumah ataupun mengantre di toko fisik.
Bukan hanya itu, terang Jovita, Nanovest menghadirkan berbagai fitur unggulan. Seperti fitur pembelian berkala yang membuat pengguna dapat menjadwalkan pembelian emas secara otomatis.
"Proses jual beli emas bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja dari aplikasi, tanpa perlu effort tambahan," ucapnya.
Menariknya, penjualan emas di aplikasi Nanovest tidak dikenakan biaya transaksi. Didukung tampilan aplikasi sederhana dan intuitif, aplikasi ini cocok digunakan oleh investor pemula dan yang sudah berpengalaman."Kami menjamin keamanan aset pengguna. Sebagai platform yang terdaftar serta diawasi regulator, kami mematuhi regulasi sebagai pedagang aset keuangan digital dan regulasi terkait lainnya."
"Kami juga satu-satunya platform yang memberikan perlindungan asuransi pada risiko cybercrime melalui kerja sama dengan Asuransi Sinarmas, sehingga seluruh aset digital pengguna dijamin 100%," tutupnya. (H-2)