
BADAN Narkotika Nasional (BNN) RI mengungkap sebanyak 14 kasus peredaran gelap narkotika selama periode Februari 2025. Dalam pengungkapan ini, BNN mengamankan 37 orang tersangka. Adapun, total barang bukti yang berhasil disita dari 14 kasus tersebut sebanyak 1,2 ton dengan rincian di antaranya 201,2 kg sabu, 894,3 kg ganja, dan 303.188 butir ekstasi.
"Berdasarkan total barang bukti narkotika yang berhasil disita tersebut, kita berhasil mencegah perputaran uang untuk pembelian narkotika sebesar Rp 1 triliun. Sekaligus mencegah 1,4 juta orang yang berpotensi akan menyalahgunakan narkotika," kata Kepala BNN Komjen Martinus Hukom dalam konferensi pers, Senin (3/3).
Selain barang bukti narkotika, BNN juga telah menyita sejumlah barang bukti lainnya, yaitu berupa 16 unit kendaraan roda empat, empat unit kendaraan roda dua, dan satu unit kapal tradisional.
Martinus mengatakan, pengungkapan 14 kasus tersebut di antaranya melalui pemanfaatan jasa ekspedisi dalam peredaran narkotika, modus narkotika dalam tangki bahan bakar mobil, hingga penyelundupan narkotika asal Malaysia melalui jalur laut.
"Berbagai kasus dengan beragam modus penyelundupan yang telah diungkap BNN menunjukan ancaman nyata dari jaringan narkotika di Tanah Air," ujarnya.
Lebih lanjut, selain mengungkap kasus narkotika, BNN juga tengah melakukan pengungkapan terhadap tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang terkait dengan tindak pidana narkotika.
Pengungkapan kasus narkotika serta TPPU menjadi salah satu wujud komitmen BNN dalam menghancurkan rantai bisnis perdagangan gelap narkotika.
"Komitmen BNN juga ditunjukan dengan membentuk Satgas pengejaran DPO luar negeri untuk membongkar jaringan narkotika yang mengancam kehidupan bangsa," ucapnya.
Martinus berharap, seluruh elemen bangsa dapat mendukung, berkontribusi, dan berkolaborasi dalam mewujudkan Indonesia yang bersih dari narkoba (Bersinar).
"Hal tersebut juga sebagai implementasi Asta Cita dalam program prioritas nasional pencegahan dan pemberantasan narkoba yang dilaksanakan BNN melalui beragam upaya intensif dan kolaboratif," tuturnya. (H-4)