
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jabodetabek untuk mencegah bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir dan longsor. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, mengungkapkan bahwa sejauh ini operasi tersebut telah menunjukkan hasil yang baik.
"OMC berhasil dengan baik dan telah mengurangi curah hujan di Jabodetabek sebesar 30% sampai 60%," ujar Tri Handoko saat dihubungi, Kamis (6/3).
Menurut Tri Handoko, operasi ini dilakukan dengan berfokus pada lokasi pertumbuhan awan hujan. Untuk mencegat awan-awan yang bergerak menuju daratan Bogor, Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya, BMKG melakukan penyemaian garam (NaCl) di atas Laut Jawa.
"Langkah ini bertujuan agar hujan turun di wilayah laut sebelum mencapai daratan. Selain itu, penyemaian juga dilakukan di sekitar Waduk Jatiluhur agar hujan turun langsung di atas waduk, sehingga bisa dimanfaatkan untuk menambah kapasitas air di sana," jelasnya.
Sementara itu, untuk mengatasi pertumbuhan awan hujan yang muncul langsung di wilayah Bogor, Jakarta, dan Bekasi, BMKG menggunakan Kalsium Oksida (CaO). Zat ini bertujuan untuk mengganggu pertumbuhan awan sehingga intensitas hujan yang turun tidak terlalu besar.
BMKG berencana melanjutkan operasi ini hingga 8 Maret 2025, dengan terus memantau perkembangan prediksi cuaca terbaru. "Rencana OMC akan dilakukan sampai tanggal 8 Maret 2025 sambil melihat update prediksi cuacanya," jelas Tri Handoko. (H-4)