
KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan bahwa sampai dengan saat ini, sudah dilakukan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 1.286 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di 38 provinsi dan sudah melayani 3.506.941 penerima manfaat.
“Terdapat 19 kelompok yang menerima mulai dari PAUD sampai seminari, termasuk ibu hamil, menyusui dan anak balita. Jadi cakupannya sudah lengkap termasuk di dalamnya ada beberapa sekolah luar biasa (SLB) yang sudah kami layani, kurang lebih ada 87 SLB, demikian juga pondok pesantren yang sudah dilayani kurang lebih 108 pesantren,” ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (6/5).
Lebih lanjut, pada 14 Mei 2025, terdapat potensi penambahan SPPG baru yang sedang diverifikasi sebanyak 219 dengan estimasi total tambahan penerima manfaat kurang lebih 657 ribu. Dengan demikian total SPPG yang akan beroperasi kurang lebih 1.505 dan akan melayani 4.163.941 penerima manfaat.
“Kami berkeinginan di akhir Mei 2025 nanti kami bisa melayani 6 juta penerima manfaat. Kemudian jumlah SPPG ini akan bertahan sampai Juli 2025 dan melayani 6 juta penerima manfaat,” tegas Dadan.
Dia menekankan bahwa terdapat tiga kunci sukses program MBG yaitu anggaran, SDM, dan infrastruktur.
“Anggaran InsyaAllah sudah disiapkan oleh Pak Presiden meskipun untuk penambahannya belum dikonsultasikan dengan DPR, tapi sudah disiapkan. Kemudian terkait SDM yang identik dengan SPPG. Sampai sekarang kita baru selesai mendidik 1.994 sarjana penggerak Indonesia orang di mana awalnya ada 2 ribu tapi kemudian mengundurkan diri 6 orang,” jelasnya.
“Sampai saat ini kami masih mendidik 30 ribu sarjana penggerak Indonesia yang baru akan selesai di akhir Juli 2025. Sehingga untuk bisa menyelenggarakan program makan bergizi sampai Juli, kami baru bisa melayani kurang lebih 6 juta penerima manfaat karena ada 1.994 sarjana penggerak Indonesia yang akan menjadi Kepala SPPG. Nanti di Agustus 2025 baru akan leluasa karena sarjana penggerak Indonesia baru selesai dididik,” lanjut Dadan.
Kemudian terkait dengan infrastruktur, sampai dengan saat ini 100% infrastruktur SPPG dikatakan telah disiapkan oleh mitra. Badan Gizi Nasional dikatakan belum satu pun membangun infrastruktur untuk SPPG.
“Kami baru dalam tahap perencanaan dan sedang mencari lahan untuk pembangunan 1.542 SPPG yang dibiayai oleh APBN. Jadi alhamdulillah program ini berjalan semua berkat kemitraan dan jika kita mengandalkan dana APBN semata maka program makan bergizi baru bisa dilaksanakan pada Agustus 2025,” urai Dadan.
“Infrastruktur ini sekarang terlihat sedang bergerak cepat di masyarakat. Jadi kami sangat yakin bahwa Agustus 2025 akan ada 7 ribu fasilitas yang bisa kita gunakan untuk SPPG dan akan kami tingkatkan dua kali lipat pada September 2025. Jadi percepatan sedang kami lakukan untuk melayani 42 juta penerima manfaat, kemudian Oktober 2025 kita ingin melayani 66 juta penerima manfaat, dan November 2025 akhir kita berharap bisa mencapai 82,5 juta sesuai target Pak Presiden,” sambungnya.
Target penyerapan anggaran untuk program MBG sendiri akan berjalan pada Juni 2025 dengan target mencapai Rp4,7 triliun, kemudian Juli 2025 mencapai Rp16 triliun, Agustus 2025 Rp28 triliun, September 2025 Rp51 triliun, Oktober 2025 Rp60 triliun, November 2025 Rp88 triliun, dan Desember 2025 Rp116 triliun. (H-3)