
BANK Mandiri mencatat kinerja solid di awal 2025 dengan pertumbuhan kredit yang mengesankan. Dalam Paparan Kinerja Triwulan I 2025, bank pelat merah ini melaporkan kredit konsolidasi sebesar Rp1.672 triliun, tumbuh 16,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) per Maret 2025. Capaian ini sejalan dengan strategi akselerasi potensi wilayah dan penguatan ekosistem pembiayaan nasional.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa strategi perseroan mencakup ekspansi kredit yang merata ke seluruh wilayah Indonesia, terutama melalui sektor-sektor prospektif seperti konstruksi, infrastruktur, energi, serta makanan dan minuman. Ia menyampaikan bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak dan partisipasi dalam program pemerintah turut memperluas akses layanan keuangan.
“Sebagai bagian dari BUMN, Bank Mandiri memiliki peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Kami menjaga kinerja tetap sehat, memperluas kolaborasi, dan mengoptimalkan ekspansi bisnis di seluruh wilayah,” ujar Darmawan dalam paparan kinerja yang digelar di Jakarta, Selasa (7/5).
Darmawan menilai bahwa penguatan pembiayaan pada sektor-sektor unggulan yang sesuai dengan potensi wilayah, serta percepatan digitalisasi layanan finansial, menjadi kunci dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Di sisi pembiayaan, kredit korporasi tercatat tumbuh 20% YoY menjadi Rp608 triliun, sedangkan kredit komersial naik 21,4% YoY menjadi Rp296 triliun. Kredit kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) meningkat sebesar Rp11 triliun secara tahunan menjadi Rp136 triliun. Peningkatan ini mempertegas komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan dan mendorong pemerataan akses finansial.
Kinerja positif juga diikuti oleh kualitas kredit yang terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) secara bank only berada di level 1,01% per Maret 2025. Hal ini berdampak pada penurunan biaya kredit atau Cost of Credit (CoC) menjadi 0,71%, dari 0,99% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi sebesar 11,2 persen YoY menjadi Rp1.748 triliun hingga akhir Maret 2025. Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh kenaikan dana murah (CASA) sebesar 8,89% YoY, dengan komposisi CASA secara bank only mencapai 77,1%.
“Ke depan, kami akan konsisten melanjutkan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan melalui akselerasi segmen wholesale dan penguatan ekosistem ritel, sambil tetap mengedepankan manajemen risiko secara disiplin,” pungkas Darmawan. (RO/Z-10)