Ilustrasi(freepik)
KEBIASAAN tidur larut malam dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik maupun mental. Kecenderungan untuk tidur larut dikenal sebagai kronotipe malam. Pola biologis yang menentukan kapan seseorang merasa paling aktif dalam sehari.
Bagi yang memiliki kronotipe ini cenderung lebih produktif pada malam hari dibandingkan pagi hari. Namun, tetap disarankan untuk menggunakan waktu malam hari sebagai istirahat, karena dapat mengganggu kesehatan.
12 Risiko Begadang
1. Tantangan bagi Remaja
Anak sekolah kerap kesulitan tidur sebelum pukul 11 malam. Faktor seperti tugas sekolah, aktivitas sosial, serta perubahan hormon di masa pubertas berperan besar. Laki-laki yang sering begadang, lebih berisiko melakukan perilaku berbahaya dan menggunakan zat terlarang.
2. Depresi dan Perubahan Suasana Hati
Orang yang gemar begadang mudah mengalami gangguan suasana hati. Biasanya disebabkan karena kesulitan mengatur emosi dan cenderung menekan perasaan dibandingkan mencari sisi positif dari suatu keadaan.
3. Risiko Diabetes
Tidur larut malam berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes. Kurang tidur dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan menurunkan kemampuan mengatur kadar gula darah.
4. Kesulitan Mengelola Diabetes
Bagi penderita diabetes, begadang dapat menyulitkan pengaturan pola makan dan kadar gula darah. Waktu makan yang lebih awal dan tidur cukup terbukti membantu menjaga keseimbangan metabolisme tubuh.
5. Tekanan Darah Tinggi
Tidur tidak teratur, seperti sering berganti jam tidur atau bangun siang di akhir pekan, dapat meningkatkan risiko hipertensi. Menjaga jadwal tidur yang stabil menjadi cara efektif untuk mempertahankan tekanan darah normal.
6. Peningkatan Konsumsi Alkohol dan Rokok
Gaya hidup malam sering diiringi kebiasaan tidak sehat, seperti merokok atau minum alkohol. Walau tidak semua orang dengan kronotipe malam demikian, perilaku impulsif di malam hari sering memicu kebiasaan tersebut.
7. Kurang Motivasi untuk Berolahraga
Tidur yang cukup dapat meningkatkan energi dan semangat berolahraga. Sebaliknya, kurang tidur menurunkan motivasi fisik dan membuat tubuh lebih mudah lelah.
8. Kantuk di Pagi Hari
Orang dengan kronotipe malam biasanya sulit fokus di pagi hari karena kurang tidur. Kondisi ini menyebabkan rasa kantuk berlebih dan menurunkan produktivitas.
9. Perilaku Berisiko
Begadang dikaitkan dengan peningkatan kecenderungan mengambil risiko, seperti berkendara dengan kecepatan tinggi atau pesta minuman keras. Hal ini dapat berujung pada situasi berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain.
10. Umur Lebih Pendek
Sebuah penelitian pada tahun 2018 menemukan bahwa individu yang tidur larut dan sulit bangun pagi memiliki risiko kematian dini hingga 10%. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur lebih awal.
11. Kurang Tidur
Orang yang sering begadang umumnya memiliki waktu tidur lebih sedikit. Biasanya berusaha mengganti waktu tidur di akhir pekan. Namun kekurangan tidur tidak dapat sepenuhnya dipulihkan.
12. Kenaikan Berat Badan
Begadang memicu kebiasaan makan berlebihan, terutama pada makanan tinggi lemak dan karbohidrat. Kurang tidur juga menurunkan kadar hormon leptin yang menimbulkan rasa kenyang. Serta meningkatkan hormon ghrelin yang merangsang rasa lapar.
Cara Mengatasinya
Menurut Dr. Kristen Knutson, profesor neurologi dan pengobatan preventif di Northwestern University Feinberg School of Medicine, individu dengan kebiasaan tidur larut sebaiknya melakukan perubahan secara bertahap.
Coba untuk tidur beberapa menit lebih awal setiap malam agar tubuh bisa menyesuaikan diri tanpa merasa terpaksa. Hindari paparan cahaya terang di malam hari, dan biasakan bangun pada waktu yang sama setiap pagi.
Paparan cahaya matahari di pagi hari juga sangat membantu otak beradaptasi untuk bangun dan tidur lebih awal. Dengan perubahan bertahap dan paparan cahaya alami yang cukup, pola tidur dapat menjadi lebih sehat dan selaras dengan ritme biologis tubuh. (Health/Z-2)


















































