Angka Kemiskinan Turun, Kebumen tak Lagi Jadi Kabupaten Termiskin di Jateng

6 hours ago 5
Angka Kemiskinan Turun, Kebumen tak Lagi Jadi Kabupaten Termiskin di Jateng Angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), menurun signifikan. Hal ini berdampak positif karena Kebumen tidak lagi menjadi kabupaten termiskin di Jateng.(MI/Liliek Dharmawan)

ANGKA kemiskinan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), menurun signifikan. Hal ini berdampak positif karena Kebumen tidak lagi menjadi kabupaten termiskin di Jateng.

Bupati Kebumen Lilis Nuryani mengumumkan penurunan tersebut saat berdialog dengan Gubernur Ahmad Luthfi di Pendopo Kabumian, Selasa (9/9).

Menurut Lilis, pada tahun 2024, angka kemiskinan di Kebumen berada di angka 15,71%. Namun, berkat kerja keras dan dukungan semua pihak, angka tersebut berhasil turun menjadi 13,58% pada tahun 2025.

"Alhamdulillah, penurunannya mencapai 2,13%. Ini berkat dukungan semua pihak, dari Pak Gubernur, OPD, dan semua yang telah bekerja keras luar biasa," kata Bupati.

Capaian ini menjadikan Kabupaten Kebumen tidak lagi menyandang predikat kabupaten termiskin.

Di tempat yang sama, Gubernur Ahmad Luthfi mengapresiasi keberhasilan Kebumen dalam menjaga situasi yang kondusif, yang menjadi modal penting untuk keberlanjutan berbagai program. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antardaerah di Jateng.

"Membangun Jawa Tengah tidak boleh secara parsial atau ego sektoral. Semua harus berkontribusi," ujar Gubernur.

Dalam dialognya, Luthfi juga menyinggung beberapa isu strategis, seperti iklim investasi dan penanganan kemiskinan. 

Menurutnya, parameter kemiskinan tidak hanya dilihat dari bantuan sosial atau jumlah penduduk, melainkan harus berbasis data dengan indikator yang jelas.

Gubernur juga menyampaikan program provinsi terkait Rumah Layak Huni (RTLH). Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki target pembangunan 17.000 rumah per tahun untuk seluruh kabupaten di Jawa Tengah.

"Biasanya yang menerima adalah mereka yang anaknya putus sekolah, tidak punya fasilitas MCK atau toilet, dan anaknya stunting," jelas Gubernur.

Selain itu, Gubernur juga mengingatkan pentingnya kesiapan daerah menghadapi kondisi darurat atau kontinjensi. Ia meminta setiap kabupaten untuk memiliki blueprint wilayah kontinjensi guna menjamin keamanan dan kelancaran investasi.

"Kalau sudah kerusuhan sosial, rugi besar. Investor takut dan akhirnya batal masuk ke Jawa Tengah," imbuhnya.

Ia juga menekankan pentingnya mengaktifkan kembali siskamling di tingkat RT/RW, sebuah arahan dari Menteri Dalam Negeri yang sudah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen. (LD/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |