
KABAR duka datang atas wafatnya Ibrahim Sjarief Assegaf, suami jurnalis ternama Najwa Shihab. Beliau meninggal dunia setelah mengalami stroke yang menyebabkan pendarahan di otak, Selasa (20/5) di RS PON Jakarta.
Kondisi ini dikenal sebagai stroke hemoragik. Meski jarang terjadi dibanding stroke iskemik, jenis stroke ini sangat berbahaya dan memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Berikut tujuh fakta penting tentang stroke hemoragik yang perlu Anda ketahui:
1. Stroke Hemoragik Terjadi karena Pecahnya Pembuluh Darah di Otak
Berbeda dengan stroke iskemik (yang disebabkan oleh sumbatan), stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan perdarahan yang merusak jaringan otak di sekitarnya. Hal ini memicu tekanan dalam tengkorak dan bisa menyebabkan kerusakan permanen hingga kematian.
2. Hanya 10–15% dari Semua Kasus Stroke, Tapi Paling Mematikan
Meskipun jumlahnya lebih sedikit, stroke hemoragik menyebabkan sekitar 40% kematian akibat stroke. Ini menunjukkan betapa agresif dan berbahayanya jenis stroke ini.
3. Hipertensi adalah Pemicu Utama
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol adalah penyebab nomor satu stroke hemoragik. Pembuluh darah bisa melemah seiring waktu dan pecah akibat tekanan berlebih. Maka dari itu, penderita hipertensi wajib menjaga tekanan darah tetap stabil.
4. Gejalanya Tiba-Tiba dan Mengagetkan
Stroke hemoragik sering kali datang tanpa peringatan. Beberapa gejala yang sering muncul meliputi:
- Sakit kepala sangat hebat secara tiba-tiba
- Mual dan muntah
- Kehilangan kesadaran
- Lemah atau mati rasa di satu sisi tubuh
- Sulit bicara atau bingung
- Gangguan keseimbangan dan koordinasi
5. Aneurisma dan Cedera Kepala Bisa Memicu
Selain hipertensi, aneurisma otak (tonjolan abnormal di pembuluh darah) yang pecah, serta cedera kepala akibat kecelakaan atau benturan, juga bisa menjadi pemicu stroke hemoragik.
6. Penanganan Darurat Sangat Krusial
Waktu adalah segalanya. Setiap menit setelah stroke hemoragik sangat berharga. Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk menghindari kerusakan otak lebih lanjut. Penanganan bisa melibatkan operasi, obat penurun tekanan darah, atau tindakan intensif lainnya.
7. Pencegahan dengan Gaya Hidup Sehat
Pencegahan terbaik adalah mengelola tekanan darah, tidak merokok, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, rutin berolahraga, dan mengelola stres. Pemeriksaan kesehatan berkala juga sangat disarankan, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau stroke.
Kehilangan sosok seperti Ibrahim Sjarief Assegaf mengingatkan kita bahwa stroke hemoragik adalah ancaman nyata, bahkan bagi orang yang terlihat sehat dari luar. Mari kita jaga kesehatan otak dan jantung kita, karena pencegahan selalu lebih baik daripada penyesalan.