
PUASA merupakan kewajiban bagi umat Islam, namun bagi anak-anak, proses belajar puasa harus dilakukan secara bertahap agar tidak terasa membebani.
Dokter Spesialis Anak Harjoedi Adji Tjahjono membagikan beberapa tips untuk mengenalkan puasa dengan cara yang menyenangkan sekaligus menjaga kesehatan anak.
1. Kenalkan Puasa Secara Bertahap
Sebelum meminta anak menjalankan puasa penuh, orang tua perlu memperkenalkan konsep puasa terlebih dahulu. Anak dapat mulai dengan berpuasa setengah hari sebagai langkah awal sebelum mencoba durasi yang lebih panjang.
"Ketika anak mulai bertambah besar, kita bisa mengajak mereka sahur dan perlahan mengenalkan puasa setengah hari terlebih dahulu," ujar Harjoedi, Selasa (4/3).
2. Jelaskan dengan Bahasa yang Sederhana
Anak-anak perlu memahami alasan di balik ibadah puasa. Gunakan penjelasan yang mudah dipahami sesuai dengan usia mereka. "Jelaskan dengan cara sederhana mengapa puasa itu penting," tambahnya.
3. Ciptakan Suasana Menyenangkan
Agar anak tidak merasa terbebani, orang tua harus membuat suasana puasa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan mereka dalam kegiatan keluarga, seperti sahur dan berbuka bersama, serta mengajak mereka ikut salat tarawih berjamaah.
"Membuat puasa menyenangkan adalah kunci agar anak tidak merasa dipaksa," ungkap Harjoedi.
4. Beri Dukungan dan Tantangan Bertahap
Melatih anak berpuasa perlu diiringi dengan dukungan dan tantangan yang bertahap. Orang tua bisa memberikan pujian saat anak berhasil menyelesaikan puasa setengah hari dan membimbing mereka untuk mencoba puasa lebih lama secara perlahan.
Kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua adalah terlalu memaksa anak untuk berpuasa penuh sebelum mereka siap.
"Puasa memang wajib, tetapi jangan terlalu memaksa. Jika anak trauma, ia justru akan menolak untuk berpuasa. Kenalkan dulu dengan cara yang baik, beri contoh, dan ajak mereka dengan penuh kesabaran," jelasnya.
5. Perhatikan Asupan Gizi Saat Sahur dan Berbuka
Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah kurangnya perhatian terhadap kebutuhan gizi anak selama berpuasa.
"Gizi anak harus diperhatikan, mulai dari menu sahur hingga berbuka," tegasnya.
Saat berbuka, misalnya, anak tidak boleh langsung mengonsumsi makanan dalam jumlah besar.
"Saat berbuka, jangan langsung makan dalam porsi besar. Mulai dengan takjil, lalu salat Magrib, baru makan besar. Setelah salat tarawih, bisa diberikan camilan ringan," sarannya.
Memberikan makanan atau minuman manis saat berbuka diperbolehkan, tetapi jumlahnya tetap harus dikontrol.
"Makanan manis boleh diberikan, tetapi tetap perhatikan porsinya agar tidak berlebihan," tutup Harjoedi.
Dengan pendekatan yang tepat, anak dapat belajar menjalankan ibadah puasa tanpa merasa terpaksa dan tetap menjaga kesehatannya. (Z-10)