322 Kasus DBD Kota Denpasar, Dinas Kesehatan Lengkapi Laboratorum Puskesmas untuk Diagnosis

1 week ago 15
322 Kasus DBD Kota Denpasar, Dinas Kesehatan Lengkapi Laboratorum  Puskesmas untuk Diagnosis Ilustrasi(freepik.com)

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Denpasar meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada bulan Januari 2024, tercatat sebanyak 34 kasus DBD di Kota Denpasar. Sementara itu, di bulan Januari lalu terdapat 167 kasus DBD.

Pada bulan Februari terdapat 42 kasus DBD sedangkan pada bulan Februari 2025 terdapat 322 kasus. Hal tersebut dipaparkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati.

"Tingginya kasus DBD di bulan Februari 2025 disebabkan karena musim hujan sudah dimulai pada bulan Oktober 2024 sampai dengan bulan Februari 2025," terangnya, Rabu, (5/3).

Intensitas hujan yang tinggi ini turut menjadi faktor pendongkrak kasus DBD di Kota Denpasar. Sedangkan di bulan Februari 2024 kasusnya lebih rendah, karena musim hujan baru dimulai di bulan tersebut.

"Kami selalu melakukan antisipasi setiap ada perubahan musim, baik dari musim penghujan ke musim panas/kemarau maupun dari musim kemarau ke musim hujan," ujar Candrawati.

Beragam upaya penanganan pun sudah dilakukan. Mulai dari melaksanakan penyuluhan/KIE tentang DB kepada masyarakat; melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus DBD maupun kasus kematian akibat DBD; dan melakukan fogging fokus sesuai indikasi fogging.

Kemudian melaksanakan fogging massal ULV di jalan-jalan protokol yang ada di Kota Denpasar ketika menjelang musim hujan, serta peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Fogging dilaksanakan pada bulan Maret hingga April dan bulan September sampai Oktober setiap tahunnya.

Selain itu melakukan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) dan penaburan bubuk abate ke tempat-tempat genangan air yang susah dijangkau.

"Menyediakan fasilitas laboratorium di masing-masing UPTD Puskesmas Dinas Kesehatan Kecamatan se-Kota Denpasar, yang mampu mendiagnosa DBD untuk mempercepat penanganan Kasus DBD," paparnya.

Kesadaran masyarakat terhadap penanganan DBD saat ini dinilainya sudah cukup baik, hanya saja masih perlu ditingkatkan.

Dinkes juga mengimbau untuk meningkatkan peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk mencegah terjadinya kasus DBD. Ayu juga mengimbau agar masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan terdekat mengingat banyak kejadian kematian kasus  DBD yang berawal dari terlambat diagnosis dan penanganan. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |