Sifat wajib Allah dan artinya, dalil ringkas, contoh penerapan dalam akidah(Freepik)
Dalam tradisi teologi Ahlusunah, sifat wajib Allah adalah sifat-sifat kesempurnaan yang pasti ada pada Allah dan mustahil tidak ada. Mempelajari sifat-sifat ini memperkuat tauhid, menuntun ibadah yang benar, dan mencegah keyakinan yang menyimpang.
Kelompok Sifat
Secara ringkas, 20 sifat wajib Allah kerap disusun sebagai berikut:
Sifat Nafsiyyah
- Wujud: Allah ada dengan adanya yang niscaya, bukan karena dicipta.
Sifat Salbiyyah
- Qidam: Dahulu tanpa permulaan.
- Baqā’: Kekal tanpa akhir.
- Mukhalafatu lil ḥawādiṡ: Berbeda dari segala makhluk.
- Qiyāmuhu binafsihi: Berdiri sendiri; tidak bergantung pada apa pun.
- Wahdāniyyah: Esa dalam dzat, sifat, dan perbuatan.
Sifat Ma‘ānī
- Qudrah: Maha Kuasa.
- Irādah: Maha Berkehendak.
- ‘Ilm: Maha Mengetahui.
- Ḥayāh: Maha Hidup.
- Sam‘: Maha Mendengar.
- Baṣar: Maha Melihat.
- Kalām: Maha Berfirman.
Sifat Ma‘nawiyyah
- Qādir, Murīd, ‘Ālim, Ḥayy, Samī‘, Baṣīr, Mutakallim: turunan maknawi dari sifat ma‘ānī, menegaskan bahwa Allah benar-benar memiliki dan bersifat dengan sifat-sifat tersebut.
Penjelasan Singkat dan Artinya
- Wujud: menolak ateisme; adanya alam tidak melazimkan Allah serupa dengan alam.
- Qidam dan Baqā’: menegaskan keabadian; Allah tidak bermula dan tidak berakhir.
- Mukhalafatu lil ḥawādiṡ: Allah tidak menyerupai makhluk; tidak terikat ruang, waktu, bentuk.
- Qiyāmuhu binafsihi: tidak bergantung; rububiyyah Allah absolut.
- Wahdāniyyah: hanya satu Tuhan; syirik tertolak.
- Qudrah-Irādah-‘Ilm: segala sesuatu terjadi dengan kekuasaan, kehendak, dan ilmu-Nya.
- Ḥayāh: kehidupan Allah bukan seperti makhluk.
- Sam‘-Baṣar: Allah mendengar dan melihat semua tanpa alat.
- Kalām: Allah berfirman dengan kalam azali; Al-Qur’an adalah kalam Allah.
- Dalil Global (Ijmal)
Dalil naqli dan ‘aqli menegaskan keesaan dan kesempurnaan Allah. Ayat-ayat tauhid (misal QS. Al-Ikhlash) menunjuk bahwa Allah Ahad, Ṣamad, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tiada yang sebanding dengan-Nya. Dalil ‘aqli: kemestian adanya Wujud yang Qadim sebagai sebab pertama yang tidak bergantung.
Manfaat Mempelajari
- Menguatkan akidah: memahami siapa yang disembah.
- Menjernihkan ibadah: niat dan pengagungan tepat sasaran.
- Filter informasi: menimbang konten yang antropomorfis.
- Dakwah santun: menjelaskan tauhid secara sistematis.
Cara Mudah Menghafal
- Akrônim pribadi: rangkai huruf awal (W-Q-B-M-Q-W|Q-I-I-H-S-B-K).
- Peta konsep: pisahkan salbiyyah, ma‘ānī, ma‘nawiyyah.
- Pengulangan: baca harian setelah salat.
- Aplikasi praktis: kaitkan setiap kejadian dengan qudrah dan irādah Allah.
Kesalahpahaman yang Perlu Dihindari
- Menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk.
- Mengira 20 sifat membatasi Allah; padahal ini ringkasan pengajaran, bukan limit esensi.
- Menisbahkan perubahan pada Allah; perubahan mengisyaratkan kekurangan.
Penutup
Memahami sifat wajib Allah dan artinya menjadi pondasi tauhid. Dengan mengenal Allah melalui sifat-sifat-Nya, seorang Muslim meningkatkan kualitas ibadah, memperkokoh keyakinan, dan berakhlak lebih baik—karena sadar selalu diketahui, didengar, dan dilihat oleh Allah. (Z-10)


















































