20 Kasus Baru HIV/AIDS pada 2025 di Ciamis, Salah Satunya Pelajar

2 hours ago 2
20 Kasus Baru HIV/AIDS pada 2025 di Ciamis, Salah Satunya Pelajar Ilustrasi(freepik.com)

KASUS penyakit akibat  virus imunodefisiensi manusia (HIV) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat di tahun 2025 ditemukan adanya 20 kasus terjadi salah satunya pelajar, dan Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan pengobatan antiretroviral (ARV) terhadap para pasien. Penularan tersebut, lantaran ditemukan kasus hubungan seks sejenis yang paling mendominasi.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Edis Herdis mengatakan, kasus HIV yang terjadi pada tahun 2025 ditemukan ada 20 kasus dan setiap kasus yang terdeteksi langsung mendapat pengobatan tanpa melihat latar belakangnya. Namun, dalam pengobatan yang dilakukan terhadap para pasien menjadi terapi setelah 6 bulan dan nantinya mereka akan diobservasi kembali.

"Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Ciamis pada bulan Maret 2025 tercatat 20 kasus baru HIV/AIDS salah satunya pasien dari kalangan remaja berstatus pelajar dan kejadian ini sangat prihatin dan menjadi perhatian kami. Karena, penularan sudah menyasar usia sekolah dan edukasi hingga sosialisasi pencegahan harus diperluas tidak hanya kelompok dewasa atau rentan saja," katanya, Senin (5/5/2025).

Ia mengatakan, pihaknya mendorong agar program penyuluhan dan edukasi terhadap masyarakat harus dilakukan termasuknya mulai dari lingkungan sekolah, baik tingkat SD, SMP, SMA, supaya kesadaran terhadap bahaya HIV/AIDS tumbuh sejak dini. Akan tetapi, bagi semua pihak untuk menekan supaya kasus tersebut tidak mengalami peningkatan termasuknya peran keluarga sangat penting.

"Dinas Kesehatan terus berupaya menekan angka kasus baru virus imunodefisiensi manusia (HIV/AIDS) dilakukannya melalui metode penerapan pengobatan langsung bagi pasien yang terindikasi tertular, tanpa membedakan kelompok risiko. Karena, pengobatan yang dilakukannya sejak dulu difokuskan pada kelompok rentan seperti LSL, waria, WPS, lesbian, LGBT tapi untuk sekarang terdeteksi langsung mendapat pengobatan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, peningkatan kasus virus imunodefisiensi manusia (HIV) terjadi sejak Januari 2024 hingga November 2024 ada penambahan dan ditemukan pada pelajar setelah dilakukan skrening usia produktif berisiko tinggi pada 16.374 dan dari hasil pemeriksaan tercatat 138 orang positif di antaranya 3 meninggal belum masuk obat antiretroviral (ARV). 

"Penderita virus imunodefisiensi manusia (HIV) di Kota Tasikmalaya, mengalami peningkatkan sejak awal Januari 2004 hingga November 2024 mencapai 1.330 kasus menyebabkan 248 meninggal. Akan tetapi, kasus paling tinggi ada hubungan seks sejenis (LSL) tercatat 92 orang dan di usia produktif masih terjadi antara umur 21-30 tahun ke bawah, 31-40 tahun ke atas 17%," pungkasnya.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |