
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, masih mengalami peningkatan. Sejak Januari hingga Juni tercatat 444 orang positif terserang nyamuk Aedes aegypty. Sementara itu, terdapat dua warga meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi selama ini mengalami peningkatan lantaran hujan masih terjadi.
"Kasus DBD yang terjadi membuat lima orang harus menjalani perawatan intensif di RSUD Dr Soekardjo dan rumah sakit swasta lain. Akan tetapi, peningkatan kasus tetap harus diwaspadai bersama karena di bulan Januari hingga Juni meningkat tercatat ada 444 kasus dengan di antaranya dua orang meninggal dan masyarakat agar melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," katanya, Senin (7/7).
Uus mengatakan, serangan nyamuk Aedes aegypty yang terjadi selama ini didominasi terjadi pada anak-anak, dan penduduk golongan usia lainnya. Perinciannya, mulai usia 0-5 tahun tercatat 87 kasus, usia 6-12 tahun 137 kasus, usia 13-18 tahun 62 kasus, usia 19-30 tahun 66 kasus, usia 31-50 tahun 68 kasus, usia 50 tahun 24 kasus.
Untuk rincian kasus per bulan, yakni di Januari tercatat 75 kasus, Februari 98 kasus, Maret 74 kasus, April 79 kasus, Mei 59, Juni 53 kasus. Jumlah pasien laki-laki 209 orang dan perempuan 235 orang.
"Kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya lantaran musim hujan tinggi di berbagai daerah dan meningkatnya kasus tersebar di 10 kecamatan. Kami meminta agar masyarakat selalu waspada termasuk rutin membersihkan lingkungan sekitar rumah, karena masih banyak masyarakat abai dalam menguras air dalam bak mandi," ujarnya.
Menurutnya, kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi sekarang masih mengalami peningkatan lantaran di setiap rumah masyarakat abai membersihkan lingkungan. Karena, serangan nyamuk Aedes aegypty tidak memandang usia dan selama ini Dinas Kesehatan tetap berupaya melakukan edukasi terutama gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J) termasuknya pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Kami meminta agar masyarakat tetap selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Karena, dikhawatirkan kasus DBD akan mengalami peningkatan tapi masyarakat harus selalu waspada membersihkan lingkungan termasuknya melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," pungkasnya. (AD/E-4)