175 Kejadian Bencana di Kota Sukabumi, Kerugian Ditaksir Capai Rp2,1 Miliar

3 hours ago 1
175 Kejadian Bencana di Kota Sukabumi, Kerugian Ditaksir Capai Rp2,1 Miliar Petugas BPBD Kota Sukabumi memeriksa bangunan rumah yang rusak akibat bencana(MI/BENNY BASTIANDY)

BENCANA hidrometeorologi masih berpotensi terjadi di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Kondisi itu menyusul mulai tingginya intensitas curah hujan sejak beberapa pekan terakhir.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, kurun 10 bulan terakhir atau selama periode Januari-Oktober, di Kota Sukabumi terjadi 175 kali bencana. Cuaca ekstrem masih mendominasi kejadian bencana.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Suhendar, mengatakan berbagai kejadian bencana tercatat pada Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan). Jenis bencana yang terjadi pada periode Januari-Oktober terdiri dari cuaca ekstrem sebanyak 83 kali, banjir 55 kali, tanah longsor 23 kali, kebakaran permukiman 11 kali, dan angin puting beliung 3 kali.

"Hasil catatan, ada 175 kali bencana selama Januari hingga Oktober," katanya, Kamis (6/11).

Hasil pemetaan, wilayah paling banyak terjadi bencana berada di Kecamatan Warudoyong sebanyak 35 kali. Kemudian di Kecamatan Baros sebanyak 33 kejadian, di Kecamatan Cibeureum sebanyak 23 kejadian, di Kecamatan Gunungpuyuh 22 kejadian, di Kecamatan Cikole sebanyak 22 kejadian, di Kecamatan Citamiang sebanyak 20 kali, dan di Kecamatan Lembursitu 20 kali.

Suhendar menyebut, dari ratusan kali kejadian bencana, nilai kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp2,1 miliar. Terdapat juga kerusakan bangunan yang mencapai ratusan unit.

Jumlah bangunan yang rusak mencapai 238 unit. Rinciannya, sebanyak 215 unit bangunan rusak ringan, 20 unit rusak sedang, dan 3 unit bangunan rusak berat.

BPBD Kota Sukabumi setiap hari melakukan monitoring ke berbagai wilayah. Tujuannya memastikan setiap potensi bencana bisa ditanggulangi dengan baik.

Selain itu, pada penanganan bencana, BPBD pun menyalurkan berbagai bantuan seperti makanan dan terpal bagi warga terdampak bencana.

"Kami di lapangan ketika ada bencana langsung melakukan penanganan. Selain asesmen, kita segera memulihkan sarana vital yang perlu ditangani segera," jelas dia.

BPBD mengimbau masyarakat selalu mewaspadai potensi cuaca ekstrem. Termasuk melakukan upaya mencegah terjadinya bencana seperti dengan menerapkan perilaku tidak membuang sampah sembarangan.

"Misalnya kalau terjadi tanah longsor yang menghambat aliran sungai, kita evakuasi material sehingga tidak menimbulkan banjir. Termasuk menyalurkan bantuan," pungkasnya.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |