
DALAM melaksanakan ibadah wajib puasa di bulan Ramadan, ada pula hal-hal sunah alias dianjurkan untuk dikerjakan. Sunah berarti dikerjakan berpahala dan tidak dikerjakan tidak berdosa.
Meskipun tidak masalah jika tidak dikerjakan, alangkah baiknya jika kita berbuat hal-hal sunah sesuai kemampuan setelah kewajiban tuntas. Ini karena amalan sunah dapat menambal pelaksanaan ibadah wajib kita yang masih bolong-bolong atau banyak kekurangan.
Ada banyak hal sunah yang dianjurkan kita perbuat selama Ramadan. Berikut 16 amalan sunah di bulan suci Ramadan yang dilansir dari Aswaja NU Center Jatim.
1. Mempercepat buka puasa (takjil).
Mempercepat takjil dapa dilakukan jika sudah yakin masuk waktu berbuka (yakni terbenamnya matahari). Jika ragu, dia harus berhati-hati dengan menunda sebentar buka puasa sampai merasa yakin dengan masuknya waktu berbuka.
Rasulullah SAW bersabda, "Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mempercepat berbukanya." (HR Bukhari dan Muslim).
2. Sahur.
Kita disunahkan sahur walaupun dengan seteguk air. Masuk waktu sahur mulai pertengahan malam. Rasulullah SAW bersabda, "Bersahurlah walaupun dengan seteguk air."
Hadis lain, "Bersahurlah karena sesungguhnya dalam sahur itu ada berkah." (HR Bukhari dan Muslim).
Ada juga hadis lain, "Pembeda antara puasa kalian dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur." (HR Ahmad dan al-Musnad).
3. Mengakhirkan sahur.
Pelaksanaan sahur disunahkan hingga akhir malam. Disunahkan untuk berhenti makan sebelum terbit fajar seukuran membaca 50 ayat (seperempat jam).
Hal ini berdasarkan hadis riwayat Zaid bahwa mereka (para sahabat) sahur bersama Nabi SAW kemudian beliau berdiri untuk salat. Aku (perawi) bertanya, "Berapakah waktu itu jarak antara azan dan sahur?" Zaid menjawab, "Seukuran (membaca) 50 ayat (Al-Qur'an)." (HR Bukhari dan Muslim).
4. Berbuka dengan ruthab (kurma muda).
Jika tidak ada, buka dengan kurma biasa. Jika tidak ada, buka dengan air zamzam. Jika tidak ada, buka dengan air biasa. Jika tidak ada, buka dengan makanan manis yang masak tanpa menggunakan api (seperti madu atau kismis). Jika tidak ada, buka dengan makanan manis yang masak dengan api.
Diriwayatkan bahwa Nabi SAW berbuka dengan beberapa ruthab (kurma basah) sebelum salat. Jika tidak ada ruthab, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada, beliau berbuka dengan air. (Shahih Abu Dawud).
5. Berdoa saat berbuka.
Kita dianjurkan membaca doa berbuka puasa. Lafaz yang terpendek ialah Allahumma laka shumtu, wa bika aamantu, wa 'ala rizqika afthartu (Shahih Abu Dawud).
Selain teks doa di atas, terdapat riwayat lain. Disebutkan bahwa Nabi SAW jika berbuka, membaca doa dzhabazh zhama u wabtallatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah (Shahih Abu Dawud).
Terkait fadhilah doa saat berpuasa, Rasulullah SAW bersabda, "Tiga orang yang doanya tidak ditolak: Orang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi." (Shahih al-Turmudzi).
6. Memberi makan orang berbuka puasa.
7. Jika berhadas besar, disunahkan mandi janabah/mandi besar sebelum terbit fajar.
Aisyah meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah memasuki waktu fajar dalam keadaan junub dari istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa. (HR Bukhari dan Muslim).
8. Mandi di malam hari setiap bakda Maghrib di bulan Ramadan.
Ini disunahkan supaya lebih giat untuk qiyamul lail seperti tarawih dan tadarus.
9. Melaksanakan salat Tarawih selama bulan Ramadan.
Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa menghidupkan (malam Ramadan) karena iman dan mengharap (rida Allah), akan diampuni baginya dosa yang telah lalu." (HR Bukhari dan Muslim).
10. Senantiasa melaksanakan salat Witir.
Salat Witir pada bulan Ramadan punya kekhususan hukum yaitu:
a. Disunahkan untuk dilaksanakan secara berjemaah.
b. Disunahkan bagi imam untuk memperkeras bacaan.
c. Disunahkan untuk membaca qunut pada separuh kedua bulan Ramadan.
11. Memperbanyak bacaan Al-Qur'an.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah ialah orang yang paling baik dalam melakukan kebaikan dan paling baik dalam Ramadan saat ditemui oleh Jibril dan ia membacakan Al-Qur'an kepada Nabi. (HR Bukhari).
12. Memperbanyak amalan sunah.
Amalan sunah itu seperti salat Rawatib, salat Dhuha, salat Tasbih, dan sebagainya.
13. Memperbanyak amal saleh.
Amal saleh itu seperti sedekah, silaturahmi, menghadiri majlis taklim/pengajian, iktikaf, umrah, menjaga hati dan anggota tubuh dari perbuatan maksiat, dan memperbanyak doa.
14. Ibadah lebih kuat pada 10 hari terakhir.
Ini karena 10 hari terakhir Ramadan untuk mengejar lailatul qadar pada malam-malam tersebut, terutama pada tanggal-tanggal ganjilnya.
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi SAW jika memasuki 10 hari terakhir (bulan Ramadan), beliau menghidupkan malam, membangunkan istri, dan meninggalkan hubungan suami istri (untuk dipergunakan ibadah). (HR Bukhari dan Muslim).
15. Memperbanyak nafkah keluarganya.
16. Meninggalkan banyak bergurau.
Utamakan meyedikitkan candaan, terutama yang mengandung ejekan. Jika diejek oleh seseorang, harus segera ingat bahwa dirinya sedang berpuasa. Nabi SAW bersabda, "Jika seseorang menghinanya, hendaknya orang yang berpuasa itu mengatakan, 'Sesungguhnya aku berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa.'" (HR Muslim).
Itulah 16 sunah dalam bulan Ramadan. Semoga Allah menguatkan kita untuk dapat melaksanakan yang wajib dan sunah. Semoga bermanfaat. (I-2)