Pejuang Sampah TPST Sumpiuh Olah Limbah untuk Mengubah Nasib

13 hours ago 6
Pejuang Sampah TPST Sumpiuh Olah Limbah untuk Mengubah Nasib Pekerja TPST Sumpiuh mengolah sampah(MI/Lilik Darmawan)

AROMA tak sedap sudah menjadi teman sehari-hari bagi para pejuang kebersihan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di balik bau menyengat itu, mereka bekerja tanpa lelah, memegang peran penting dalam menjaga lingkungan tetap bersih.

Setiap hari, armada pengangkut sampah datang silih berganti membawa berbagai jenis limbah rumah tanggm dari sisa makanan hingga popok bayi. Begitu sampah tiba, para pekerja TPST langsung bergerak cepat memilah dengan tangan dan dibantu mesin conveyor.

Minah, salah satu pejuang tangguh yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sumber Rejeki, sudah terbiasa dengan rutinitas itu. Pukul 07.00 pagi, ia sudah bersiap di hanggar, mengenakan perlengkapan pelindung dan bersiap menyambut gunungan sampah.

"Mayoritas pekerja perempuan bertugas di mesin conveyor, sementara laki-laki lebih banyak menangani pengangkutan dan pengelolaan lanjutan seperti pirolisis atau budidaya maggot," ucap Minah.

Saat ini, TPST Sumpiuh menjadi pusat pengolahan sampah bagi 1.279 rumah tangga di tiga kecamatan sekitar. Rata-rata, 7,1 ton sampah dikumpulkan setiap hari dan dikelola oleh 34 tenaga kerja, tujuh di antaranya perempuan yang sebelumnya berstatus ibu rumah tangga.

Perlahan namun pasti, TPST Sumpiuh terus berbenah. Berkat dukungan dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga, kini limbah organik yang dulu hanya ditumpuk di halaman telah dimanfaatkan untuk budidaya maggot. Maggot yang dihasilkan kemudian diolah menjadi pelet berprotein tinggi, yang bermanfaat sebagai pakan ternak seperti lele, ayam, dan bebek.

“Sekarang hasilnya lebih nyata. Sampah organik kami kelola menjadi maggot, lalu diolah lagi jadi pelet. Kami juga sudah mulai mengembangkan perikanan dan peternakan kecil-kecilan,” ujar Minah dengan bangga.

Selain fasilitas yang terus diperkuat, para pekerja TPST juga rutin mendapatkan pelatihan, termasuk studi tiru ke TPST Kedungrandu. "Banyak pengalaman baru yang kami dapat. Selain menambah ilmu, kami juga merasa terhibur karena bisa sejenak lepas dari rutinitas," tuturnya.

Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, mengatakan program ini adalah wujud kepedulian perusahaan terhadap pemberdayaan masyarakat.

“TPST Sumpiuh menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara masyarakat dan dunia industri mampu menciptakan dampak positif, baik untuk lingkungan maupun kesejahteraan warga,” ungkapnya.

Menurut Taufiq, program ini juga sejalan dengan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Minah pun menaruh harapan besar untuk masa depan TPST Sumpiuh. “Kami berharap TPST ini terus maju agar kami tetap bisa bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Senang rasanya tahu pekerjaan kami bermanfaat bagi lingkungan,” ujarnya. (M-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |