
SERIAL drama Korea terbaru Netflix When Life Gives You Tangerines mendapat sambutan tinggi dari para penggemar drakor karena para pemerannya yang luar biasa, IU dan Park Bo Gum. Selain itu, juga karena penulis dan sutradara drakor ini yang terkenal dengan kisah-kisah yang mengharukan.
Penyanyi dan aktor IU serta aktor tampan Park Bo-gum bekerja sama dengan sutradara Kim Won-suk, yang terkenal dengan My Mister (2018) dan Misaeng: Incomplete Life (2014), serta penulis Lim Sang-choon, yang menulis drama Fight for My Way untuk mengeksplorasi 65 tahun cinta dan kehidupan yang terjadi dengan latar belakang empat musim yang indah di Pulau Jeju.
IU berperan sebagai Ae-soon, perempuan pemberontak namun pintar dengan mimpi besar di hatinya, sementara Park Bo-gum memerankan Gwan-sik yang bodoh dan tangguh, yang mengekspresikan dirinya melalui tindakan dan bukan kata-kata.
When Life Gives You Tangerines dilaporkan menelan bujet besar, hingga 60 miliar won (Rp675 miliar lebih) Judul Korea dari drama ini adalah Pokssak Sogatsuda, yang merupakan frasa dialek Jeju yang berarti “Anda telah bekerja keras.”
Kim menggambarkan drama ini sebagai sebuah penghormatan kepada generasi orangtua dan kakek-neneknya, dan menjadi sebuah lagu kebanggaan untuk generasi muda.
“Naskahnya membuat saya tertawa sampai menangis. Naskah itu menghangatkan hati saya, namun juga membuat saya meneteskan air mata. Saya menciptakannya dengan harapan tembok-tembok antar generasi dan gender akan runtuh,” kata sutradara Kim, dikutip dari Korea Times, Sabtu, (8/3).
Prinsip penyutradaraan yang ia terapkan adalah berkonsultasi dengan penulis mulai dari casting hingga pasca-produksi dan musik.
“Penulis memiliki perasaan mereka sendiri tentang cerita dan saya mencoba untuk mewujudkannya dengan baik. Fokus penyutradaraan terbesar di drama ini adalah menangkap esensi dari karakter yang manusiawi. Jadi, saya ingin menciptakan lingkungan di mana para aktor yang baik dapat tampil dengan nyaman, tanpa emosi mereka terganggu,” jelas Kim.
“Daripada memotong adegan dengan terlalu banyak pemotongan, saya membuatnya dengan lancar, seperti air yang mengalir.”
Merujuk pada drama epik tahun 1991, Years of Upheaval, yang juga dikenal sebagai Eyes of Dawn dalam bahasa Korea, Kim menyoroti tantangan dalam membuat cerita yang mencakup periode yang luas.
“Memproduksi narasi yang begitu luas saat ini tidak biasa karena membutuhkan sumber daya keuangan yang signifikan dan tim yang sangat terampil,” katanya.
“Menggambarkan era yang berbeda secara akurat sangat penting untuk keaslian drama dan untuk mencapai hal ini, art director terbaik kami, sinematografer dan staf teknis lainnya telah berusaha keras, bagian demi bagian.”
Anggaran yang tinggi memungkinkan teknik pembuatan drama yang sangat teliti, pembangunan set dari periode waktu yang berbeda dari tahun 1960-an hingga saat ini, dan penggunaan efek visual yang canggih untuk meningkatkan realisme. (H-3)