Dongkrak Minat Generasi Muda pada Bisindo

1 month ago 27
Web Buletin Sore Akurat Terbaru
Dongkrak Minat Generasi Muda pada Bisindo Relawan memperagakan penggunaan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) di Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (5/1/2025).(ANTARA/Prasetia Fauzani)

GURU sekaligus edukator Tuli, Lucia Effendy, menilai minat generasi muda masih banyak yang belum sadar perihal Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo). 

Bisindo merupakan bahasa utama dan budaya tersendiri yang sering digunakan oleh komunitas Tuli. Sayangnya Bisindo belum disahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Diketahui, terdapat 2 sistem bahasa isyarat yang ada di komunitas Tuli yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bisindo. SIBI merupakan bahasa isyarat yang disusun oleh pemerintah dan sudah diajarkan dalam pendidikan formal. Sementara Bisindo merupakan produk asli dari komunitas Tuli yang lahir secara alami.

"Komunitas Tuli tidak menyukai SIBI karena itu sistem yang sudah disahkan oleh pemerintah Indonesia sendiri," ungkap Lucia kepada Media Indonesia, Sabtu (3/5).

Ia menyebut saat ini memang sudah banyak yang mengenal Bisindo namun hanya di kota-kota besar seperti di daerah Jakarta Selatan dan Tangerang karena sudah ada banyak kafe kopi yang merekrut pekerja disabilitas Tuli. 

Mereka dinilai sangat inklusif bekerja secara reguler dan ada banyak perusahaan yang berlokasi di kedua daerah tersebut bisa menerima karyawan disabilitas. 

"Setahuku, ada perusahaan besar seperti Nestle yang mau bersedia merekrut karyawan pemagang Tuli yang membantu mengajar kosakata isyarat. Ada juga beberapa gereja yang terima disabilitas dan bisa merekrut Juru Bahasa Isyarat (JBI)," kata Lucia.

Lucia menyebut sudah mengupayakan memperkenalkan Bisindo kepada teman gereja di Jakarta Barat, tidak banyak, hanya 2-5 orang generasi Z. 

"Pernah ngajar mereka cara nyanyi lagu pujian dalam isyarat. Namun, kalau masyarakat tinggal di daerah tersebut belum banyak ada yang sadar atau mengenal dan belum mau belajar Bisindo," jelasnya.

Harapan pada Bisindo

Saat ini Lucia sedang berjuang sebagai guru dan edukator Tuli mencari ruang advokasi berlakunya Bisindo dalam UU agar terciptanya keseteraan hak, akses, dan fasilitas untuk komunitas Tuli. 

"Saya mau bahwa teman Dengar, terutama anak muda harus mau belajar Bisindo sama saya sebagai guru Tuli, jangan guru Dengar karena saya Tuli sejak lahir, ada banyak isyarat dan gestur menggunakan tangan sejak SD di sekolah luar biasa. Jangan takut, jangan malu belajar dan bertanya kepada Guru Tuli," imbaunya.

Ke depannya, ia juga akan memperlebar kelas group online yang ia miliki dan juga mempromosikan Bisindo melalui kelas private maupun group daring yang bisa membantu teman Dengar menjadi Juru Bahasa Isyarat (JBI) yang bisa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam menerjemahkan audio menjadi Bisindo. 

"Saya mau agar semua edukator Tuli dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui pelatihan Learning Designer, Leadership dan lainnya serta dukungan pendanaan, jaringan yang kuat dan pengakuan yang tinggi dalam bidang pendidikan spesial, khususnya bahasa isyarat," pungkasnya.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |