
MUSIM haji 1446 H/2025 M, akan segera tiba menjemput umat muslim menunaikan rukun Islam ke-5 dan bertamu ke Makam Rasulullah Muhammad SAW di Raudhah. Berbagai kebutuhan para jemaah haji jelang keberangkatan terus dipersiapkan.
Di antara persiapan paling penting adalah meningkatkan kedisiplinan beribadah dan perbanyak kesabaran. Lalu menyelesaikan sangkut paut sesama insan dan menjaga kesehatan fisik serta memupuk kesempurnaan mental.
Demikian antara lain disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Ka Kan Kemenag) Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, H Abdullah AR, melalui Media Indonesia, Sabtu (3/5). Abdullah berharap persiapan menuju puncak ibadah ke tanah suci harus lebih serius.
Misalnya sebelum keberangkatan perlu lebih dulu meningkatkan kedisiplinan beribadah. Terutama ibadah wajib seperti shalat berjemaah, terutama di masjid atau di mana saja dan dalam keadaan apa saja.
"Bukan malah menjelang keberangkatan kita disibukkan oleh hal-hal seremonial yang tidak penting. Malah menyita waktu atau menguras energi untuk menggapai roh-roh ibadah haji" tutur Ha Abdullah, lulusan Cumlaude Doktor Bidang Pendidikan dari UIN Ar-raniry, Banda Aceh.
Abdullah berharap disiplin beribadah perlu dibiasakan mulai dari sekarang atau sejak di kampung halaman. Apalagi menjelang keberangkatan ke tanah suci, di mana jemaah harus menyadari dan menyesali kelalaian masa lalu yang penuh lumuran dosa.
Kalau bukan dari sekarang, bagaimana di tanah suci nanti bisa disiplin. Kebiasaan di kampung halaman sering terulang saat di tanah haram. Berapa banyak jemaah sampai di sana disibukkan dengan hal tidak penting.
"Lalai tidak fokus ibadah dan bahkan saat orang lain rajin berjemaah di Masjidil harap atau Masjidil Nabawi, dia sibuk ngobrol sesama temannya. Lebih parah lagi ketika diajak ke masjid sering beralasan capek atau lainnya" tutur Kepala Kantor Kemenag Pidie ya'g Akrab Di Panggil Abi Abdullah itu.
Bahkan Kata Abi Abdullah, pernah jemaah ribut di kamar hotel tempat tidur. Yang satu ingin mematikan lampu saat tidur, sedangkan seorang lagi tidak dapat tiduk kalau lampu menyala.
Itu biasanya karakter mereka yang kurang sabar atau sulit memahami orang lain. Padahal itu bukan tour wisata, tapi perjalanan menunaikan ibadah panggilan Ilahi.
Lalu ada juga saat mengambil jatah konsumsi. Setiap jemaah disediakan satu paket nasi termasuk air minum dan buah buahan. Tapi ada yang mengambil jeruk lebih dari satu. Akibat dari itu sehingga ada jemaah yang tidak dapat kebagian.
"Jangan gadaikan ibadah haji itu hanya dengan satu buah jeruk. Junjung tinggi ibadah para rasul, semoga menjadi haji yang mabrur" tutur Abdullah AR. (H-2)