Kericuhan MayDay di Kota Semarang Tuai Kecaman dari Sejumlah Pihak

13 hours ago 8
Kericuhan MayDay di Kota Semarang Tuai Kecaman dari Sejumlah Pihak Ilustrasi(MI/Akhmad Safuan)

KECAMAN atas kericuhan pada peringatan hari buruh (May Day) di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Kota Semarang datang dari berbagai pihak, sebagian besar meminta agar polisi untuk segera menindak secara hukum anarko menjadi biang kericuhan yang mengakibatkan sejumlah pihak terluka.

Pemantauan Media Indonesia Sabtu (3/5) situasi keamanan dan ketertiban Kota Semarang sudah kembali pulih seperti sebelum terjadi kericuhan pada saat peringatan hari buruh (May Day), suasana berjalan normal dan kerusakan di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jajan Pahlawan, Kota Semarang juga sudah dibersihkan dan diperbaiki kembali.

Namun luka fisik dan penyesalan akibat kericuhan nasih terasa di sejumlah pihak, polisi masih terus mendalami dan memeriksa sejumlah mahasiswa yang kini ditetapkan sebagai tersangka, sementara pihak mahasiswa juga tidak terima karena rekan&rehanbta ditangkap dan ditahan serta meminta segera dibebaskan karena merasa tidak terkait dengan tudingan sebagai anarko.

"Kami sangat menyesalkan dan mengecam keras terhadap terjadinya kericuhan dalam peringatan hari buruh di depan kantor Gubernur Jawa Tengah Kamus (1/5) lalu," kata Koordinator Jaringan Aliansi Buruh Jawa Tengah (Abjat) Aulia Hakim Sabtu (3/5).

Kecaman keras tersebut, menurut Aulia Hakim, ditujukan atas tindakan kelompok-kelompok yang sebut anarko, karena menunggangi agenda Hari Buruh pada 1 Mei 2025 di Jawa Tengah lalu, karena para buruh selalu siap berkomitmen untuk menjaga iklim investasi di Jawa Tengah yang berkesinambungan yang artinya investasi harus bermanfaat untuk masyarakat buruh Jawa Tengah.

Selain itu Abjat, ungkap Aulia Hakim, sangat apresiasi kepada pihak kepolisian yang telah mengawal dalam pelaksanaan peringatan May Day (Hari Buruh),  khusus di wilayah hukum Jawa Tengah sehingga berjalan dengan aman, kondusif, lancar dan terkendali.

Pada saat insiden ricuh pecah, lanjut Aulia Hakim, justru pihak aparat yang melindungi buruh dari kelompok sebut anarko yang membuat ricuh, karena jika  tidak diselamatkan mungkin korban dari buruh akan berjatuhan. "Kami menyangkan tindakan tindakan kelompok  yang kami sebut anarko yang memancing kericuhan di hari buruh di Jawa Tengah," imbuhnya .

Sebelumnya Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi juga mengeluarkan kecaman keras aksi kelompok yang melakukan tindakan anarkis saat aksi damai pada hari buruh tersebut, karena tindakan kelompok yang diduga terafiliasi jaringan anarko itu menondai perjuangan buruh.

"Kami sangat mengecam aksi kelompok anarko ini, tindakan anarkis ini menodai perjuangan teman-teman buruh yang tengah memperingati May Day," kata Ahmad Luthfi.

Aparat kepolisian dan TNI, demikian Ahmad Luthfi, telah melakukan sederet persiapan demi kelancaran peringatan May Day, namun provokasi dan tindak kekerasan yang dilakukan kelompok itu merusak hari buruh yang seharusnya menjadi harinya para buruh, meskipun sangat memahami bahwa aksi unjuk rasa dan penyampaian pendapat menjadi bagian penting dalam demokrasi.

Namun tiba-tiba muncul kelompok anarko yang melakukan aksi anarkis, ungkap Ahmad Luthfi, bahkan menyerang dan melukai petugas, saya kira itu bukan cara berdemokrasi yang baik, merusak asilitas umum di Semarang yang untuk memperbaiki juga menggunakan dana yang berasal dari rakyat. "Aksi anarkis itu juga merugikan masyarakat luas," tambahnya.

Akibat terjadinya kericuhan itu, Ahmad Luthfi meminta kelompok-kelompok yang terbukti melakukan perusakan agar diproses secara hukum. "Hukum harus ditegakkan,  kami mendorong pihak terkait untuk melakukan proses hukum," tuturnya.(H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |