Wapres AS JD Vance Bertemu Pejabat Vatikan di Tengah Ketegangan soal Imigrasi dan Ukraina

9 hours ago 2
Wapres AS JD Vance Bertemu Pejabat Vatikan di Tengah Ketegangan soal Imigrasi dan Ukraina Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, melakukan kunjungan ke Vatikan dan bertemu dengan Kardinal Pietro Parolin dan Uskup Agung Paul Gallagher.(Vatican news)

WAKIL Presiden Amerika Serikat, JD Vance, bertemu dengan para pejabat tinggi Vatikan untuk mengadakan pembicaraan yang berlangsung setelah kritik tajam Paus Fransiskus terhadap kebijakan imigrasi pemerintahan Trump.

Vatikan menyatakan dalam pertemuan tersebut terjadi “pertukaran pandangan” mengenai isu migran, pengungsi, dan tahanan.

Vance, yang beragama Katolik, tengah berkunjung ke Roma bersama keluarganya selama akhir pekan Paskah. Mereka menghadiri ibadah Jumat Agung di Basilika Santo Petrus.

Pada Sabtu pagi, ia bertemu dengan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, dan Uskup Agung Paul Gallagher, Menteri Luar Negeri Vatikan. Belum ada konfirmasi mengenai pertemuan dengan Paus Fransiskus, yang masih dalam masa pemulihan dari pneumonia ganda.

Pertemuan Sabtu itu merupakan pembicaraan tatap muka pertama antara Takhta Suci dan pemerintahan Trump yang kedua. Pertemuan berlangsung di tengah ketegangan antara pimpinan Gereja Katolik dan pemerintahan Trump.

“Ada pertukaran pandangan mengenai situasi internasional, khususnya menyangkut negara-negara yang terdampak perang, ketegangan politik, dan situasi kemanusiaan yang sulit, dengan perhatian khusus pada migran, pengungsi, dan tahanan,” demikian isi komunike Vatikan yang dirilis usai pertemuan tersebut.

Kantor Vance kemudian merilis pernyataannya sendiri, yang menyebutkan wakil presiden dan Kardinal Parolin membahas “iman agama yang mereka anut bersama, kondisi Katolik di Amerika Serikat, nasib komunitas Kristen yang dianiaya di seluruh dunia, serta komitmen Presiden Trump dalam mengembalikan perdamaian dunia.”

Pernyataan itu juga menyertakan foto-foto dari Vatikan yang menunjukkan Vance tersenyum saat menyambut Parolin, tertawa di meja bersama para pejabat Vatikan, serta berjalan bersama anak-anaknya di kompleks Vatikan diiringi oleh Pengawal Swiss yang terkenal.

Menjelang pembicaraan tersebut, Parolin mengatakan kepada surat kabar Italia La Repubblica “pemerintahan AS saat ini sangat berbeda dari yang biasa kami kenal dan, khususnya di dunia Barat, dari apa yang selama ini kami andalkan.”

Terkait dorongan pemerintahan Trump untuk gencatan senjata di Ukraina, kardinal menyatakan Takhta Suci “jelas mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina,” serta menekankan “rakyat Ukraina sendirilah yang berhak menentukan apa yang bersedia mereka negosiasikan atau mungkin berikan dari sudut pandang mereka.”

Beberapa saat sebelum dirawat di rumah sakit pada pertengahan Februari, Paus Fransiskus mengecam kebijakan imigrasi pemerintahan Trump dan menolak penggunaan konsep teologis ordo amoris (“tatanan kasih” atau “tatanan amal”) oleh Vance untuk membela pendekatan pemerintahannya.

“Ordo amoris sejati yang harus kita promosikan adalah yang kita temukan dengan merenungkan secara terus-menerus perumpamaan ‘Orang Samaria yang Baik Hati’, yaitu dengan merenungkan kasih yang membangun persaudaraan terbuka bagi semua orang, tanpa kecuali,” tulis Paus dalam surat kepada para uskup AS.

Vatikan juga menyuarakan keprihatinan atas pemotongan dana USAID yang diberlakukan sejak Januari, sementara seorang uskup AS yang lahir di El Salvador menyerukan kepada umat Katolik untuk menolak deportasi oleh pemerintahan Trump, yang termasuk pengiriman ke penjara-penjara di El Salvador.

Namun, setelah para uskup Katolik mengkritik tindakan pemerintah terkait imigrasi, Vance menuduh mereka termotivasi oleh “keuntungan finansial,” karena Gereja Katolik menerima dana dari pemerintah untuk membantu pemukiman kembali imigran. Konferensi para uskup membantah tudingan itu, dengan menyatakan bahwa dana federal tidak mencukupi untuk menutupi biaya yang mereka keluarkan dalam pekerjaan tersebut.

Pernyataan Vatikan yang dirilis setelah pertemuan dengan Vance pada hari Sabtu menyebutkan bahwa selama pembicaraan “diekspresikan harapan untuk kolaborasi yang harmonis antara Negara dan Gereja Katolik di Amerika Serikat, yang pengabdiannya kepada masyarakat rentan diakui dan dihargai.”

Terlepas dari ketegangan yang ada, Vatikan terbiasa berdialog dengan para pemimpin yang pandangannya berbeda, dan pernyataan tersebut menegaskan “hubungan bilateral yang baik antara Takhta Suci dan Amerika Serikat, serta komitmen bersama untuk melindungi hak atas kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani.” (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |