
UKRAINA dikabarkan telah menyepakati kerangka kerja perjanjian tentang sumber daya mineral dengan Amerika Serikat. Hal itu dilaporkan Washington Post, yang mengutip seorang pejabat Ukraina dan sumber lain.
Pada Selasa (25/2) kerangka itu akan memberi AS akses ke sumber daya mineral Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya menolak kerangka perjanjian tersebut. Meskipun demikian, pemerintah AS belum membenarkan laporan itu, tetapi Gedung Putih sebelumnya menyatakan sangat penting bagi Zelenskyy menandatangani perjanjian itu, yang memungkinkan AS menerima bagian pendapatan dari sumber daya mineral Ukraina.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden Donald Trump berharap Presiden Zelenskyy menandatangani perjanjian itu. eavitt beralasan bahwa dengan cara itulah Ukraina bisa mengembalikan bantuan dana dan peralatan militer dari pemerintah AS selama kepemimpinan Joe Biden.
"Ini juga menguntungkan rakyat Ukraina, yang telah menderita akibat perang ini, dan menciptakan kemitraan ekonomi jangka panjang karena Ukraina perlu membangun kembali negaranya setelah perang yang brutal ini," ujar Juru Bicara Gedung Putih.
Trump mengatakan pada Senin bahwa dirinya berharap bisa bertemu Zelenskyy di Gedung Putih pekan ini untuk menandatangani perjanjian tersebut. Ia menyebut kesepakatan sedang diselesaikan dalam tahun akhir.
Ukraina memiliki cadangan besar mineral tanah jarang (rare earth minerals) yang nilainya diperkirakan triliunan dolar AS. Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia 2024, negara itu menguasai sekitar 5 persen total sumber daya mineral dunia. Selain memiliki salah satu cadangan litium terbesar, Ukraina juga kaya akan gas neon berkualitas semikonduktor yang penting bagi industri cip, serta berilium, uranium, zirkonium, apatit, bijih besi, dan mangan. (Ant/H-4)