Trump akan Telepon Putin untuk Bicarakan Upaya Gencatan Senjata

4 hours ago 2
Trump akan Telepon Putin untuk Bicarakan Upaya Gencatan Senjata Donald Trump.(AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

PRESIDEN AS Donald Trump akan melakukan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (19/5) waktu setempat.

Komunikasi itu merupakan bagian dari upaya untuk mengakhiri perang yang dipicu oleh invasi Moskow ke Ukraina pada tahun 2022.

Delegasi dari Rusia dan Ukraina mengadakan perundingan langsung di Istanbul pekan lalu untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun, namun pembicaraan itu berakhir tanpa komitmen terhadap gencatan senjata.

Kedua pihak saling melontarkan hinaan, dengan Ukraina menuduh Moskow mengirim delegasi 'boneka' yang hanya terdiri dari pejabat rendah.

Setelah perundingan tersebut, Trump mengumumkan bahwa ia akan berbicara melalui telepon dengan presiden Rusia dalam upaya mengakhiri "pertumpahan darah" di Ukraina.

Trump juga mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pejabat NATO, sambil menyatakan harapan perang akan segera berakhir. 

"Gencatan senjata akan terjadi, dan perang yang sangat brutal ini, akan berakhir," kata Trump dikutip dari AFP.

Sejak menjabat pada Januari, Trump telah berulang kali menegaskan bahwa ia ingin mengakhiri konflik ini, dan baru-baru ini mendukung seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari.

Sejauh ini, ia lebih banyak menekan Ukraina dan menahan diri untuk tidak mengkritik Putin.

Baik Moskow maupun Washington sebelumnya telah menekankan perlunya pertemuan antara Putin dan Trump terkait konflik ini.

Dalam pembicaraan di Istanbul, yang juga dihadiri oleh pejabat AS, Rusia dan Ukraina sepakat untuk saling menukar 1.000 tahanan dan bertukar ide tentang kemungkinan gencatan senjata, namun belum ada komitmen konkret. Rusia menyatakan telah mencatat permintaan tersebut.

“Kami menganggap hal itu mungkin, tetapi hanya sebagai hasil dari kerja dan setelah tercapainya hasil tertentu dalam bentuk kesepakatan antara kedua pihak,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry.

Sementara itu, Zelensky juga membahas kemungkinan sanksi dengan Wakil Presiden AS JD Vance saat mereka bertemu setelah misa pelantikan Paus Leo di Vatikan pada hari Minggu.

“Kami membahas pembicaraan di Istanbul, di mana Rusia mengirim delegasi tingkat rendah yang tidak memiliki kewenangan pengambilan keputusan,” tulis Zelensky di Telegram setelah pertemuan tersebut.

“Kami juga menyinggung perlunya sanksi terhadap Rusia, perdagangan bilateral, kerja sama pertahanan, situasi di medan perang, dan pertukaran tahanan di masa depan.” (I-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |