
PELAYANAN dari Tim Medis Darurat (Emergency Medical Team/EMT) Indonesia dipastikan berjalan optimal merawat berbagai keluhan kesehatan warga korban gempa bumi di Myanmar. Mulai dari penyakit pernapasan hingga tindakan bedah dan pelayanan kebidanan bagi wanita hamil.
“Ada dua wanita hamil dengan usia kandungan 16 dan 32 minggu yang ditangani EMT Indonesia di Myanmar. Termasuk operasi ringan dan penanganan yang mencakup tindakan darurat ke warga terdampak lainnya,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, EMT Indonesia telah berada di Myanmar sejak Kamis (3/4) yang satu regu bersama tim Indonesia Search and Rescue (Inasar). Mereka menjalankan misi kemanusiaan, penugasan langsung dari Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Dalam misi tersebut, EMT Indonesia terdiri dari 32 personel dengan latar belakang yang beragam, seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, hingga petugas administrasi dan logistik.
Pelayanan kesehatan itu memanfaatkan lima tenda darurat yang dibangun di area Rumah Sakit 50 Oattara Thiri Township, Naypyitaw, Myanmar. Setiap tenda berfungsi secara spesifik sebagai ruang UGD, poliklinik rawat jalan, ruang observasi, apotek, dan gudang logistik.
Abdul mengakui bahwa EMT Indonesia dapat menjalankan tindakan medis secara mandiri, termasuk tindakan bedah serta pemberian obat-obatan yang dibawa langsung dari Indonesia.
Di sisi lain, Pemerintah Myanmar mengapresiasi tim Inasar (Tim Indonesia Search and Rescue). Menteri Persatuan untuk Kesejahteraan Sosial, Pemulihan dan Pemukiman Kembali, Myanmar Dr Soe Win dalam siaran persnya, Senin (7/4), menyampaikan kerja sama adalah kunci untuk menanggapi bencana alam secara efektif. Apresiasi tersebut juga disampaikan kepada tim gabungan dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam, pada Ahad (6/4), waktu setempat. (H-1)