
Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 21 Jakarta Timur, Ika Rakhmawati menegaskan pihak sekolah tidak pernah melakukan pungutan berupa uang untuk kegiatan kelulusan siswa kelas XII. Menurutnya, untuk acara kelulusan pihak sekolah hanya melakukan seremonial sederhana yang berlangsung di dalam lingkungan sekolah.
"Sekolah negeri itu kan memang tidak bayar gitu ya. Karena di sekolah itu pelepasannya sama sekali tidak ada iuran dan itu pelepasannya disekolah kegiatannya," ujarnya saat dikonfirmasi Media Indonesia, Jumat (23/5).
Lalu, terkait adanya acara kelulusan luar sekolah, Ika menjelaskan, hal itu menjadi kesepakatan komite sekolah dalam hal ini para orang tua. Awalnya, kata Ika, komite sekolah menetapkan nominal sebesar Rp2,7 juta per siswa namun tidak spesisifk merinci uang tersebut digunakan untuk kegiatan apa.
"Nah itu awal ceritanya itu yang menuliskan Rp2,7 juta, itu dari komite sekolah, bukan dari sekolah ya mas. Dan dari komite sekolah, waktu itu memberikan nominal Rp2,7 juta untuk kegiatan akhir Nah kegiatan akhirnya itu katanya mau ada buku tahunan, kemudian wisuda, ada prom night dan tidak memberikan rintian secara jelas, dia hanya langsung kasih seorangnya Rp2,7 juta," jelas Ika.
Dengan dalih demikian, seluruh siswa kelas XII menolak anggaran tersebut dan berinisiatif membuat panitia sendiri tanpa melibatkan komite sekolah. Kemudian, setelah terbentuk panitia dan persetujuan seluruh siswa, mereka sepakat membuat acara tasyakuran di luar sekolah.
"Nah itu yang menjadi dasar anak-anak enggak mau gitu, anak-anak makanya jalan sendiri dan mau bikin panitia sendiri buat," bebernya.
"Pelepasan itu adanya di sekolah dan tidak bayar, kalaupun misalkan orang tua mau mengadakan syukuran, syukuran kelulusan itu bukan dari sekolah dan itu pun bukan dalam bentuk iuran, hanya ada donasi," ujarnya.
Ika mengatakan, pihak sekolah bahkan tidak mengetahui soal anggaran yang sudah terkumpul untuk acara tasyakuran luar sekolah. Untuk acara tersebut, Ika menjelaskan, para siswa tidak dipatok untuk membayar nominal yang ada, hanya berbentuk donasi sesuai kemampuan.
"Sampai memang tasakurnya itu kemarin dilaksanakan tanggal 18 Mei, hari minggu dan itu semuanya yang pelaksananya adalah siswa beserta orang tuanya, bukan dari sekolah kalau kami ini hanya sebagai tamu undangan," jelasnya.
"Kita tidak ada sama sekali pungutan karena memang sistemnya donasi boleh dilihat disitu ada anak yang tidak bayar, ada anak yang cuma bayarnya semampunya mereka. Ada juga yang bayarnya sampai jutaan, itu kan donasi," pungkasnya. (Far/P-1)