
DENGAN jumlah penduduk mencapai sekitar 35 juta jiwa, kawasan Jabodetabek menjadi salah satu wilayah urban terbesar di dunia. Di tengah kesibukan dan tekanan hidup kota besar, kebutuhan akan liburan singkat atau staycation semakin meningkat.
Banyak keluarga urban mencari tempat wisata yang tenang, asri, dan mudah dijangkau dari Jakarta tanpa menguras waktu dan biaya.
Selama ini, Puncak dan Bandung menjadi destinasi favorit untuk liburan singkat warga Ibu Kota. Namun, kepadatan dan kemacetan di kedua lokasi itu sering kali justru menambah stres.
Sementara itu, Bali tetap menjadi destinasi wisata unggulan, tetapi biaya perjalanan—khususnya tiket pesawat yang bisa mencapai Rp1,5–2 juta per orang—membuat banyak keluarga berpikir dua kali untuk liburan ke Pulau Dewata.
Tanjung Lesung: Surga Wisata Dekat Jakarta
Di tengah kebutuhan akan tempat pelarian yang alami dan terjangkau, Tanjung Lesung hadir sebagai alternatif strategis.
Terletak di ujung barat Pulau Jawa, kawasan ini dapat ditempuh dalam waktu 3,5–4 jam perjalanan darat dari Jakarta. Ke depannya, dengan selesainya proyek Tol Serang–Panimbang yang ditargetkan rampung pada 2026, waktu tempuh diperkirakan akan berkurang menjadi hanya 2,5 jam.
Tanjung Lesung menawarkan pengalaman wisata pantai yang bersih dan alami dengan udara yang segar—jauh dari hiruk-pikuk kota.
Dengan luas kawasan mencapai 1.500 hektare dan garis pantai sepanjang 13,8 kilometer, kawasan ini memiliki potensi besar untuk menjadi kota pariwisata baru di Indonesia.
Potensi Investasi Properti Wisata
Tingginya minat wisatawan untuk menginap dan menikmati suasana alam di Tanjung Lesung membuka peluang investasi properti yang menjanjikan. PT Banten West Java (BWJ), anak usaha dari Jababeka Group sekaligus pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, kini membuka kesempatan bagi mitra strategis untuk terlibat dalam pengembangan kawasan ini.
Beberapa peluang investasi yang ditawarkan antara lain:
-
Pengembangan Vilatel, gabungan antara vila pribadi dan akomodasi komersial yang dikelola profesional.
-
Pembangunan hotel tematik dan vila eksklusif dengan desain arsitektur yang bisa disesuaikan.
-
Investasi di sektor taman rekreasi (amusement park) yang terintegrasi dengan penginapan.
-
Kepemilikan properti satuan untuk individu, yang dapat disewakan dan menghasilkan passive income.
Karena berstatus KEK, Tanjung Lesung juga menawarkan insentif menarik seperti kemudahan perizinan dan peluang kepemilikan properti bagi warga negara asing, lengkap dengan akses KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas).
Marketing Gallery dan Pusat Informasi Wisata Diresmikan
Sebagai bentuk komitmen untuk mempercepat pengembangan kawasan, PT Banten West Java telah meresmikan Marketing Gallery seluas 508 meter persegi pada 6 Februari 2025. Gedung ini menjadi pusat informasi dan presentasi peluang investasi di Tanjung Lesung.
"Marketing Gallery ini mencerminkan komitmen kami untuk menjadikan Tanjung Lesung sebagai destinasi kelas dunia untuk pariwisata dan investasi," ujar President Director PT Banten West Java, Poernomo Siswoprasetijo.
Di lantai satu bangunan tersebut juga terdapat Tourist Information Center yang menyajikan informasi wisata secara visual dan interaktif, termasuk promosi kerajinan serta kesenian tradisional daerah.
Dampak Positif untuk Daerah dan Pariwisata Nasional
Kehadiran Marketing Gallery dan Tourist Information Center diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan mendukung program pemerintah dalam memperkuat sektor pariwisata. Selain memperkenalkan alternatif destinasi yang lebih tenang dan alami, langkah ini juga mendorong pelestarian budaya lokal.
“Tanjung Lesung sedang berada di titik awal lonjakan pertumbuhan. Sekarang adalah saat yang tepat untuk masuk dan menjadi bagian dari perkembangan besar ini,” tambah Poernomo.
Dengan kombinasi potensi wisata, infrastruktur yang berkembang, dan peluang investasi strategis, Tanjung Lesung diproyeksikan menjadi salah satu destinasi unggulan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.(Z-10)