4 hours ago
2
Sejumlah petani di Cirebon melakukan panen padi.(MI/NURUL HIDAYAH)
PERSEDIAAN beras di gudang Bulog Cirebon melimpah. Saat ini, penyerapan beras sudah mulai berkurang, karena panen sudah berkurang.
Pimpinan Perumb Bulog Kantor Cabang Cirebon, Ramaijon Purba, menjelaskan bahwa stok yang mereka miliki saat ini sudah mencapai 163 ribu ton setara beras. Jumlah tersebut melebihi dari kapasitas gudang yang mereka miliki.
“Kapasitas gudang kami hanya 125 ribu ton,” tutur Ramaijon, Kamis (8/5).
Gudang-gudang tersebut tersebar di wilayah kerja Bulog Cirebon yang terdiri dari Kota dan Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka.
Berlimpahnya stok tersebut membuat Bulog Cirebon menyewa gudang lainnya untuk menyimpan beras. Saat ini Bulog Cirebon telah menyewa 4 gudang dan 30 gudang pinjam pakai.
Untuk perlakukan beras yang disimpan baik di gudang yang disewa maupun gudang pinjam pakai sama dengan yang mereka simpan di gudang sendiri. “Kondisi beras tetap bagus dan tidak mengalami kerusakan,” ungkap Ramaijon.
Seiring dengan akan habisnya masa panen, dia mengaku, penyerapan yang dilakukan Bulog Cirebon mulai mengalami pengurangan. Biasanya, dalam sehari mereka bisa menyerap hingga 2.000 ton, namun beberapa hari ini hanya di kisaran 1.000 ton.
Kondisi ini, menurut Ramaijon, wajar dikarenakan masa panen raya sudah terlewati. “Kalau masih ada, tinggal sedikit."
Selain itu, saat ini banyak petani yang memilih untuk tidak menjual gabah ke Bulog dikarenakan harga gabah yang ditawarkan tengkulak lebih tinggi dari pembelian yang dilakukan Bulog yaitu Rp6.500 per kilogram. Petani pun lebih memilih menjual hasil panen ke tengkulak dengan harga yang lebih tinggi karena masa panen raya sudah terlewati.
Ada pun penyerapan yang sudah dilakukan mulai Januari hingga awal Mei 2025 sudah mencapai 102 ribu ton. Jumlah ini menyamai dengan penyerapan sepanjang 2024 yang juga sebanyak 102 ribu ton.
“Tahun kemarin penyerapan kita sepanjang tahun mencapai 102 ribu ton. Sementara tahun ini baru awal Mei penyerapannya sudah mencapai 102 ribu ton,” tutur Ramaijon.
