
RUSIA menutup akses internet di beberapa bagian wilayah Oryol dan memberlakukan pembatasan wilayah udara menyusul serangan drone besar-besaran dari Ukraina pada Kamis (22/5) waktu setempat.
Tiga bandara utama di Moskow--Vnukovo, Domodedovo, dan Sheremetyevo--mengalami gangguan parah, membuat ratusan penumpang telantar.
Aktivitas di bandara-bandara tersebut hanya berjalan sebentar sejak Rabu (21/5) tengah hari karena ancaman pesawat tak berawak yang terus berlangsung, sebagaimana dilaporkan The Moscow Times.
Ukraina meluncurkan gelombang serangan drone ke berbagai wilayah Rusia selama tiga hari berturut-turut. Pemerintah Rusia menyebut serangan pada Kamis (22/5) sebagai yang terbesar sejak Maret.
Insiden ini menyoroti intensitas eskalasi konflik dan terjadi saat Presiden AS Donald Trump disebut-sebut sedang berusaha memulai pembicaraan damai guna mengakhiri perang di Ukraina.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sedikitnya 182 drone berhasil dicegat di 11 wilayah. Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, menyatakan bahwa beberapa lusin drone berhasil ditembak jatuh saat mendekati ibu kota.
Masih menurut laporan kementerian, dalam waktu 72 jam terakhir, total 485 drone dihancurkan oleh sistem pertahanan udara Rusia, baik di dalam negeri maupun wilayah yang diduduki.
Di wilayah Oryol, layanan internet seluler untuk sementara dimatikan atas perintah militer Rusia. Gubernur Andrei Klychkov mengonfirmasi bahwa lebih dari 20 drone Ukraina dijatuhkan di wilayah tersebut semalam.
"Keputusan ini tidak mudah, tetapi perlu," kata Klychkov dikutip Newsweek.
Pemadaman internet juga terjadi di wilayah Tula dan Vladimir pada Rabu karena serangan serupa. Gubernur wilayah Tula, Dmitry Milyaev, menyampaikan masyarakat harus bisa memaklumi keputusan tersebut.
"Teman-teman, ini bukan pertama kali kami mengalami pembatasan pada internet seluler. Hari ini, situasi ini terulang kembali. Keamanan adalah yang terpenting. Saya meminta Anda untuk memperlakukan tindakan seperti itu dengan pengertian," kata Milyaev.
Sementara itu, pemerintah daerah Vladimir juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan berterima kasih kepada warga atas pengertian mereka. Kami mengingatkan Anda bahwa melindungi nyawa dan kesehatan penduduk tetap menjadi prioritas utama kami," tulis keterangan resmi pemerintah.
Menurut pensiunan kolonel dan pakar militer Rusia Anatoly Matviych, pemutusan internet seluler saat serangan berlangsung berfungsi untuk membingungkan sistem navigasi drone.
"Kehilangan kemampuan untuk memosisikan diri mereka sendiri dan menyerang bangunan dan infrastruktur perumahan. (Sehingga) Mereka akan tersesat," kata Matviych. (I-2)