
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan pihaknya berencana mengubah beberapa ketentuan program bantuan sosial pendidikan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
Pramono menginginkan KJMU bisa dimanfaatkan para mahasiswa untuk menempuh pendidikan di luar negeri.
"Kemarin si dalam rapat saya sudah bilang, saya pengen bagian dari KJMU tidak hanya untuk anak-anak pintar bisa sekolah di Indonesia, tetapi juga semacam LPDP bisa sekolah di luar negeri," kata Pramono saat menghadiri Harlah ke-79 Muslimat NU di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat pada Sabtu (26/7).
Adapun alasanya menjadikan KJMU mirip seperti LPDP agar para mahasiswa bisa berwawasan luas dengan cakupan yang luas juga.
"Supaya wawasannya terbuka," ujar Pramono.
Lebih lanjut, Pramono membeberkan telah mencairkan 16.979 KJMU. Bahkan, dia telah mengubah bantuan sosial ini untuk sampai S-3 dari sebelumnya hanya S-1.
"Jumlahnya 16.979 dan sekarang untuk KJMU ini tidak hanya menjadi S-1 tetapi bisa S-2 bisa S3. Kenapa ini saya lakukan? Karena saya ini dari keluarga yang sederhana," ujar Pramono.
"Orangtua saya itu guru. Anaknya tujuh. Gak mungkin saya bisa sekolah di ITB sampai S-1-nya, S-2-nya Gajah Mada, S-3-nya di UNPAD kalau bukan pertama, doa ibu/bapak saya, yang kedua karena beasiswa, gak mungkin," lanjut dia.
Ia pun menegaskan bahwa kemiskinan bisa putus melalui pendidikan sehingga dia fokus terkait bantuan sosial pendidikan ini.
"Maka untuk itu kenapa sekarang KJMU itu saya menyampaikan diberikan bukan hanya S-1 tetapi S-2 dan S-3. Karena untuk apa? Memutus garis ketidak beruntungan dalam keluarga yang tidak mampu Ini penting sekali," tandasnya. (Far/M-3)