
RENCANA Estonia untuk kembali menjadi tuan rumah jet tempur F-35A yang dapat membawa senjata nuklir menuai reaksi tajam dari Moskow. Kremlin menilai langkah tersebut sebagai bahaya langsung bagi keamanan Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, merespons pernyataan Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur, yang menyatakan bahwa negaranya siap menerima kembali kehadiran pesawat tempur generasi kelima tersebut.
“F-35 telah berada di Estonia sebelumnya dan akan segera kembali secara rotasi. Kami siap terus menjadi tuan rumah bagi sekutu kami, termasuk mereka yang menggunakan platform semacam itu,” kata Pevkur kepada radio nasional Estonia seperti dilansir CNBC Senin (30/6).
Peskov menanggapi dengan sindiran terhadap para pemimpin negara-negara Baltik.
“Para pemimpin negara Baltik sering mengutarakan ide-ide yang absurd. Kita hanya bisa menyatakan penyesalan terhadap hal itu,” sebutnya seperti dilansir kantor berita TASS.
Wilayah Baltik terus menjadi titik panas geopolitik sejak Rusia memulai invasi penuh ke Ukraina pada Februari 2022.
Di Barat, banyak pihak percaya bahwa Rusia ingin mengembalikan pengaruhnya atas bekas wilayah Uni Soviet, termasuk negara-negara Baltik yang kini menjadi bagian dari NATO.
Bagi Kremlin, penempatan pesawat pembawa senjata nuklir di perbatasan mereka dianggap sebagai langkah provokatif. “Menempatkan pesawat pembawa senjata nuklir di Estonia adalah ancaman langsung bagi Moskow,” tegas Peskov.
NATO dukung Estonia
Kebijakan Estonia tersebut mendapat dukungan dari sekutu NATO lainnya.
Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, baru-baru ini mengumumkan pembelian 12 unit F-35A tambahan dan menyatakan bahwa pesawat tersebut akan disiapkan untuk membawa senjata nuklir jika diperlukan.
“Kami akan membuat pesawat ini mampu membawa senjata nuklir jika dibutuhkan,” ujar Starmer, mengaitkan keputusan ini dengan meningkatnya ancaman nuklir global.
Jet tempur F-35A Lightning II buatan Lockheed Martin merupakan pesawat siluman generasi kelima yang mampu menjalankan misi konvensional maupun strategis. Pesawat ini dapat dilengkapi dengan bom gravitasi nuklir B61-12 dan menjadi bagian penting dari skema nuclear sharing NATO.
Keunggulan teknologi dan fleksibilitas F-35 menjadikannya komponen utama dalam strategi pencegahan NATO terhadap potensi agresi dari Rusia, terutama di kawasan Eropa Timur.
NATO tingkatkan belanja
Dalam KTT NATO terbaru di Belanda, para pemimpin negara anggota sepakat menaikkan target belanja pertahanan kolektif menjadi 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), dengan rincian 3,5% untuk pertahanan militer dan 1,5% untuk penguatan infrastruktur.
Kebijakan ini didorong oleh Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, yang sebelumnya mengancam akan menarik diri dari aliansi jika anggotanya tidak memenuhi target belanja militer.
Meskipun tidak bersifat mengikat secara hukum, skema baru ini memperbolehkan negara-negara anggota menghitung bantuan senjata dan amunisi yang dikirim ke Ukraina sebagai bagian dari pengeluaran pertahanan, membuat pencapaian target lebih realistis.
Hadapi kendala fiskal
Namun, negara-negara seperti Kanada, Belgia, Prancis, Italia dan Slovakia masih menghadapi kendala fiskal untuk mencapai komitmen tersebut.
NATO juga menekankan pentingnya investasi dalam infrastruktur strategis seperti jembatan, pelabuhan, bandara, serta jaringan komunikasi, termasuk kesiapsiagaan masyarakat sipil menghadapi kemungkinan perang.
Perkembangan implementasi dari kebijakan ini akan dievaluasi pada tahun 2029, usai pemilu presiden Amerika Serikat berikutnya. (Fer/I-1)