GREY Art Gallery Bandung kembali mengadakan pameran seni, kali ini bertajuk Urban Moments. Sesuai namanya, pameran ini merupakan eksplorasi visual yang mengangkat dinamika kehidupan urban, termasuk interaksi sosial, estetika budaya populer, serta identitas subkultur dalam konteks perkotaan.
General Manager Grey Art gallery, Angga A. Atmadilaga pada acara pembukaan pameran Urban Moments, Selasa (25/3) menjelaskan, melalui sudut pandang sosiologi seni, pameran ini menyoroti bagaimana seni menjadi produk dari hubungan antara seniman dan lingkungan sosialnya. Dalam konteks Urban Moments, karya-karya ini lahir dari pengamatan tajam terhadap dinamika ruang kota tempat berbagai identitas bertemu, bertransformasi dan menciptakan simbol-simbol baru yang merefleksikan realitas urban kontemporer.
“Pameran ini juga memberikan ruang untuk menelaah bagaimana simbol-simbol visual dapat menjadi bahasa universal yang menjembatani berbagai latar belakang sosial dan budaya,” terang Angga juga kurator pameran yang berlokasi di Jalan Braga, Kota Bandung, itu.
Ia melanjutkan bahwa simbol-simbol tersebut sering kali terinspirasi oleh elemen-elemen visual dari dunia musik, film, mode, hingga iklan, berfungsi tidak hanya sebagai elemen estetika tetapi juga sebagai medium untuk menyampaikan narasi sosial dan personal.
Pameran ini menampilkan 132 karya dari 43 seniman yang lolos melalui seleksi dan 26 seniman undangan. Karya-karya dalam pameran yang juga dapat menjadi rekomendasi ngabuburit di Bandung dan wisata libur Lebaran 2025 ini, terbagi dalam beberapa kecenderungan kekaryaan, antara lain:
1. Ruang Publik dan Interaksi Sosial
Karya seni jalanan, mural, dan instalasi interaktif mengajak pengunjung untuk merespons dinamika ruang kota. Kategori ini menyoroti peran seni sebagai alat komunikasi yang membangun kesadaran sosial dan merekam narasi keseharian urban. Beberapa seniman yang karyanya di kategori ini adalah Act Move, Arya Sudrajat, Bujangan Urban, Lucas and Sons, Sicovecas, dan XGO.
2. Estetika Budaya Populer Terinspirasi dari Dunia Hiburan
Karya dalam kategori ini mengkritisi komodifikasi budaya sekaligus merangkai ulang simbol popular menjadi ekspresi yang reflektif. Bogiman, Bronto, Debby Dbay, Hilda Alhaque, Mr. Aditya, Nia Gautama & Indonesian Art Documentary, Patra Aditya, Rendy Pandita, Taufik Setiawan dan Toni Masdiono adalah sederet seniman yang karyanya ditampilkan di sini.
3. Identitas dan Subkultur Urban
Kategori ini memotret tentang keberagaman, marginalisasi, serta resistensi terhadap norma sosial. Seni menjadi alat bagi komunitas untuk menyuarakan narasi yang sering terabaikan. Karya- karya seniman yang hadir di sini adalah dari Cahaya Novan, Derry Smbiring, Faisal Al-zaki X Street Art Dakwah, Influemza, Isyam, Matrahita Kolektif, dan Tina Wahyuningsih.
Pameran Urban Moments ini akan berlangsung hingga 25 Juni 2025. Pengunjung dapat menikmati pameran dengan membeli tiket seharga Rp.20.000 untuk hari biasa, dan Rp.35.000 untuk di akhir pekan dan libur nasional. (M-1)