
GURU Besar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty menyampaikan, regulasi dan kualitas institusi yang masih kurang baik membuat ekonomi Indonesia sulit untuk tumbuh lebih dari level 5%.
"Jadi kendala kita itu selalu adalah ketidakpastian regulasi, regulasi yang berubah-ubah. Proses konsultasi publiknya juga kurang dan kualitas institusi juga kurang," ucap Telisa di acara Launching Policy Brief dengan topik Penguatan Ekosistem dan Regulasi Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia untuk Memasuki Pasar OECD yang digelar di Jakarta, Senin (17/3).
Ia juga menyoroti soal keinginan pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai hub finansial keuangan dengan membentuk lembaga keuangan seperti Danantara, family office, dan lain sebagainya.
"Hub finansial keuangan itu membutuhkan regulasi, tata kelola dan kualitas institusi yang bagus. Nah ini yang jadi PR kita, jadi kita dengan segala cita-cita kita menuju Indonesia Emas dan lain sebagainya itu tentu harus didukung oleh regulasi dan institusi yang baik," terangnya.
Karena itu, ia berharap pemerintah bisa belajar dari negara lain untuk menerapkan regulasi dan institusi yang mumpuni sebagai upaya untuk mendorong perkembangan pasar keuangan yang lebih baik di Indonesia.
"Jadi kita coba studi banding dengan negara lain, misalkan Arab Saudi dan UEA. Mereka memang sudah mengembangkan pasar keuangan syariah dan mengembangkan sukuknya. Kita juga belajar dari Dubai untuk family office. Mereka memang menjadi pusat keuangan syariah global dengan mengembangkan kebijakan-kebijakan yang transparan dan mendukung kolaborasi internasional," pungkasnya. (Fal/E-1)