
Sejumlah warga disabilitas di Bandung menerima bantuan peralatan pendidikan. Buku, seragam, serta keperluan sekolah lainnya diberikan kepada 130 penerima manfaat yang berasal dari Cimahi dan Bandung.
Salah satu penerima manfaat, Yanti (35) bersama putrinya Aulia (3) merasa sumringah saat menerima berbagai bantuan dari Adam-Adrian yang merupakan filantropis dari Kota Bandung. "Tadi dapat buku, makanan hingga seragam. Saya sangat berterima kasih atas kebaikan dari mereka yang telah memberikan kepada anak saya yang alami kekurangan ini (disabilitas)," kata Yanti, di Rumah Bhineka di Kota Bandung, Sabtu (12/4).
Pada kesempatan tersebut, penerima manfaat yang masih berusia sekolah ini juga difasilitasi dengan penjemputan. Mereka dihibur juga oleh sejumlah pertunjukkan seni.
Koordinator Pelaksana Acara Bakti Sosial, Restu, mengatakan, sedikitnya 130 penerima manfaat dari kalangan anak-anak disabilitas hadir dalam kesempatan tersebut. Sedangkan 40 pendamping juga hadir menemani.
"Ada yang dari SLB Muhammadiyah di Citereup Cimahi, lalu dari SLB Cibaduyut, SLB Nuftah Hidayah di Margahayu dan SLB Mifathul Falah," katanya. Restu juga menyampaikan, kegiatan ini rutin digelar sejak 2018.
Namun sempat terpotong Covid di tahun 2020. "Kami lalu lanjutkan lagi sejak 2023 setiap bulan. Penggagas bakti sosial, Petrus Adam Santosa, menilai, kaum disabilitas sering termarjinalkan.
Hal ini membuatnya tergerak untuk turut membantu penderitaan mereka. Sejak 2018, dia bersama teman dekatnya, dr Adrian Suhendra rutin berbagi kepada sesamanya khususnya dari kalangan disabilitas beserta keluarganya.
"Saya memberikan bantuan ini murni dari pribadi. Kebetulan saya memiliki usaha di Bandung, saya merasa simpati dengan para difabel, kemudian saya mulai melakukan ini dengan memberikan fasilitas kesehatan gratis," katanya.
Di samping itu, dalam bakti sosial tersebut anak-anak yang masih sekolah SD, SMP dan SMA juga diberikan seragam secara gratis. "Jadi, seragamnya kita berikan dengan mendatangkan para pedagang dengan stoknya. Sehingga bisa dicoba dulu sesuai ukurannya, agar mereka nyaman saat menggunakan seragamnya, kemudian ada lagi bantuan buku tulis. Hari ini sudah habis sekitar 800 buku," ucapnya.
Adam juga sangat bersimpati dengan kalangan difabel ini. Dia berharap mereka yang sedang sekolah dari kalangan difabel ini bisa lebih semangat dalam menjemput masa depannya.
"Saya yakin, meskipun mereka difabel tapi ada bakat-bakat khusus yang mereka miliki, seperti band dari para difabel, ada terapis di hotel saya dan itu difabel," katanya. Adam pun mengetahui bagaimana susahnya para difabel ini.
Selain mendapatkan seragam, buku-buku, penerima manfaat juga mendapatkan pengobatan gratis. "Kami juga sediakan makan gratis," katanya yang juga sebagai founder dari Javaretro ini. (H-1)