
KASUS demam berdarah dengue (DBD) 2025 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menunjukkan tren penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, jumlah kasus DBD di Kabupaten Klaten pada tahun ini hingga minggu ke-23 dilaporkan telah mencapai 338 kasus dengan tiga kematian.
Sedangkan jumlah kasus DBD periode yang sama tahun lalu 793 kasus dan 29 meninggal. Ini berarti kasus DBD di Kabupaten Klaten 2025 menurun.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto, saat dikonfirmasi Media Indonesia di kantornya, Selasa (17/6).
Meski kasus DBD 2025 menunjukkan tren penurunan, masyarakat diminta untuk tetap mewaspadai penyebaran virus dengue di musim kemarau basah ini.
“Penurunan kasus DBD dan kematian, tentu berkat kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” jelasnya.
Untuk antisipasi maupun pencegahan DBD, langkah yang paling efektif dilakukan dengan gerakan PSN. Dengan PSN, jentik nyamuk dapat dipastikan mati.
Dinas Kesehatan Klaten kini masih mengintensifkan sosialisasi pencegahan DBD. Selain PSN, kegiatan pemantauan jentik nyamuk juga perlu dioptimalkan.
Menurut Anggit, PSN dan juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) kunci dalam pencegahan DBD. Karena itu, PSN dan peran jumantik harus dimaksimalkan.
“Nah, untuk pencegahan DBD, kami mengimbau masyarakat untuk waspada terutama di musim pancaroba ini. Gencarkan PSN dan optimalkan peran jumantik,” ujarnya. (JS/E-4)