
TOTTENHAM mengakhiri puasa gelar selama 17 tahun dengan menjuarai Liga Europa. Keberhasilan ini bisa menjadi pemicu kesuksesan lebih lanjut bagi klub, terlepas dari pelatih Ange Postecoglou tetap bertugas atau tidak.
Pelatih asal Australia itu membawa Spurs meraih trofi Eropa pertama mereka sejak 1984. Namun ia tetap terancam dipecat.
Timnya saat ini berada di posisi ke-17 Liga Inggris, performa terburuk mereka di liga domestik sejak kembali promosi ke divisi teratas pada 1978.
Berapa potensi pemasukan?
Kemenangan 1-0 atas Manchester United di Bilbao mengamankan tiket Liga Champions musim depan bagi Tottenham serta potensi pemasukan sebesar £100 juta atau sebesar Rp2,19 triliun.
Dana ini dapat digunakan untuk memperkuat skuad yang dinilai masih kurang kualitas di beberapa lini serta sempat diganggu cedera.
Namun, langkah terbesar Spurs ke depan bisa jadi bersifat psikologis dengan berakhirnya masa kering gelar selama hampir dua dekade sejak terakhir kali mereka memenangkan Piala Liga pada 2008.
Mental pemain terangkat
Postecoglou mengakui bahwa dirinya mungkin tidak akan melatih musim depan. Namun ia yakin para pemainnya akan terangkat secara mental oleh pengalaman ini.
"Sayangnya, semakin lama hal itu berlangsung, semakin sulit pula untuk memutus siklus tersebut. Sampai kamu berhasil melepaskan beban itu dari punggungmu, kamu tidak tahu rasanya," kata Postecoglou dikutip AFP.
Postecoglou mengatakan bahwa para pemain mudanya kini akan mulai merindukan rasa manis kemenangan dan mulai memahami kerja keras yang dibutuhkan untuk meraihnya.
"Saya yakin semua pemain malam ini, setelah merasakan ini, akan menginginkannya lagi dan untuk mendapatkannya kembali, mereka harus melakukan pengorbanan yang sama," katanya.
Sedikit menjauh
Postecoglou tampak sedikit menjauh saat para pemainnya merayakan kemenangan dengan euforia. Ia mengatakan bahwa ia telah banyak belajar selama meraih trofi bersama Celtic dan klub Australia, Brisbane Roar, di masa lalu.
"Aku belajar bahwa yang membuat malam seperti ini istimewa ialah dengan mengingatnya. Aku biasanya hanya berdiri dan melihat orang lain menikmatinya dan bagiku itu sudah cukup," ujar Postecoglou.
Menghadapi siapa lagi?
Setelah meraih gelar Liga Europa ketiga mereka, Tottenham akan mendapatkan kesempatan lain untuk menambah koleksi trofi di ajang Piala Super UEFA setelah liburan musim panas.
Mereka akan menghadapi Paris Saint-Germain atau Inter Milan yang akan bertemu di final Liga Champions.
Laga itu akan menjadi ujian cepat terhadap teori Postecoglou bahwa Spurs telah membuat kemajuan signifikan, bahkan jika ia tidak berada di bangku cadangan untuk menyaksikannya.
"Aku belum bicara dengan siapa pun (dari manajemen), belum ada yang mendekatiku, sekarang aku mau kembali ke kamar hotel, kumpul dengan keluarga dan teman, buka sebotol Scotch yang enak, minum beberapa teguk, dan bersiap untuk parade besar pada Jumat," ujarnya.
"Lalu hari Senin aku akan liburan bersama keluargaku yang luar biasa karena aku pantas mendapatkannya dan Que Sera, Sera." (I-2)