
TELESKOP Luar Angkasa James Webb (JWST) baru saja menangkap peristiwa langka dan dramatis: sebuah planet menabrak bintang induknya. Temuan ini membuka wawasan baru tentang nasib tragis sistem keplanetan.
Awalnya, para ilmuwan menduga bintang raksasa merah itu menelan planetnya. Namun, data terbaru justru membalik narasi: planetlah yang menghantam bintang.
Kisah ini bermula tahun 2020 saat Fasilitas Transien Zwicky mendeteksi lonjakan cahaya dari sebuah bintang berjarak 12.000 tahun cahaya. Setahun sebelumnya, misi NEOWISE NASA sudah mencatat pancaran inframerah misterius dari objek yang kemudian dinamai ZTF SLRN-2020.
Studi awal tahun 2023 menyimpulkan bahwa kilatan cahaya menandakan kehancuran sebuah planet gas raksasa yang ditelan bintang mirip matahari, dengan debu inframerah sebagai sisa pembakarannya.
Namun, tim peneliti yang dipimpin Ryan Lau (NOIRLab NSF) menemukan fakta mengejutkan: bintang itu bukan raksasa merah, melainkan bintang biasa dengan massa hanya 70% dari matahari. Artinya, bukan bintang yang menelan, melainkan planet yang menerjang.
Fenomena ini disebut migrasi planet, ketika planet gas raksasa—seperti "Jupiter panas"—yang awalnya berada jauh dari bintangnya, perlahan mendekat hingga akhirnya tertarik ke dalam. Dalam kasus ZTF SLRN-2020, tarikan gravitasi bintang memicu kehancuran planet, melemparkan gelombang gas ke luar angkasa. Gas itu mendingin, mengembun, lalu memantulkan cahaya inframerah yang tertangkap NEOWISE.
Lebih menakjubkan lagi, instrumen JWST berhasil mendeteksi cakram gas molekuler yang mengelilingi bintang dari dekat—mirip dengan cakram pembentuk planet, namun justru terbentuk dari puing tabrakan. Para astronom menduga, gas tersebut adalah materi yang terpental lalu kembali mengitari bintang.
Peristiwa ini menjadi salah satu bukti pertama dari tabrakan langsung antara planet dan bintang. Dengan hadirnya observatorium masa depan seperti Vera C. Rubin dan Teleskop Nancy Grace Roman, ilmuwan berharap makin banyak kejadian serupa dapat ditemukan dan ditelusuri lebih dalam oleh JWST, demi memahami akhir tragis sistem keplanetan. (Space.com/Z-10)