
PEMERINTAH Kota Tasikmalaya masih akan mengkaji pendidikan karakter berbasis pelatihan semi militer bagi pelajar yang terindikasi bermasalah.
Sampai saat ini, Pemkot Tasikmalaya belum melaksanakan program yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi itu. Menurut Wakil Wali Kota Raden Dicky Candranegara, pihaknya harus membicarakan hal itu bersama Fourm Koordinasi Pimpinan Daerah.
"Kami masih membutuhkan kajian. Kami juga harus membahasnya secara mendalam, terutama di internal," ujarnya, Kamis (8/5).
Dia mengaku masih melakukan komunikasi dengan Komandan Lanud Wiriadinata, sebagai lokasi pendidikan karakter. Sementara format pelaksanaan pendidikan juga belum dibuat secara terperinci.
"Untuk program dari Gubernur Jabar yang sudah kami laksanakan ialah Nyaah Ka Indung," jelasnya.
Dicky menambahkan, pendidikan karakter di barak militer belum dilakukan Pemkot Tasikmalaya. Mereka masih menunggu adanya masukan yang komprehensif dari semua pihak terkait.
"Pemerintah Kota Tasikmalaya akan siap mengikuti arahan jika program ini menjadi instruksi dari pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kita harus siap mendukung, karena ini menyangkut masa depan pelajar maupun masyarakat," tambahnya.
Dia mengakui di wilayahnya banyak pelajar terlibat dalam geng motor. Mereka juga menunjukkan perilaku menyimpang. Karena itu, mereka harus dibina dengan pendekatan disiplin dan tanggung jawab.