Peluang Ekspor Jawa Barat masih Besar, Pengusaha dan Birokrat Optimistis

6 hours ago 4
Peluang Ekspor Jawa Barat masih Besar, Pengusaha dan Birokrat Optimistis Forum Diskusi Coffeenomic : Menakar Ekspor Jabar, digelar Bisnis Indonesia Menuju 4 Dekade di Kota Bandung.(MI/SUMARIYADI)

KALANGAN pengusaha dan birokrat di Jawa Barat optimistis peluang ekspor masih terbuka. Meski kebijakan impor pemerintah Amerika Serikat sangat berpengaruh, diversifikasi pasar ekspor bisa menjadi solusinya.

"Saya yakin ekspor dari Jawa Barat masih akan tetap eksis dan berkembang. Banyak potensi dan industri kreatif yang terus berkembang, bisa menjadi andalan ekspor," ungkap Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), Khairul Mahalili, ketika berbicara dalam  Coffeenomic Discussion Menuju 4 Dekade Bisnis Indonesia bertajuk Menakar Ekspor Jabar, di Kota Bandung, Selasa (29/4).

Dia mengundang UMKM di Jawa Barat untuk membuat produk yang berkualitas, sehingga mampu bersaing dengan barang luar negeri. Soal ekspor bisa dibantu para pengusaha yang tergabung dalam GPEI.

Di sisi lain, Khairul meminta dukungan pemerintah untuk UMKM. Di antaranya dengan memberikan kemudahan izin usaha.

"Kami optimistis pengaruh tingginya tarif impor AS bisa dilawan dengan kerja sama. Kita sama-sama bekerja," tandasnya.

Dia menambahkan, strategi GPEI untuk mengatasi kebijakan tarif impor AS ialah dengan terus mencari pasar baru dan memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas. Salah satunya dengan tujuan baru ke negara-negara di Afrika, Asia dan memaksimalkan pasar ASEAN.

"Kami juga mendorong pentingnya peningkatan daya saing produk. Ini bisa ditempuh dengan menurunkan biaya produksi, meningkatkan kualitas dan standar internasional serta memberikan nilai tambah pada produk mentah," jelas Khairul.

Sementara dukungan dari pemerintah yang diharapkan ialah insentif fiskal, promosi dan diplomasi ekonomi.

Untuk menghadapi hambatan tarif, Khairul memberikan solusi dengan negosiasi bilateral dan memanfaatkan skema relokasi industri.


Pendampingan


Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat Nining Yuliastiani mengaku sudah bertemu dengan para eksportir asal Jawa Barat yang jumlahnya mencapai 361 pengusaha. Sebanyak 80% produk mereka diekspor ke Amerika Serikat.

"Sekarang, hampir semua pengusaha itu menghentikan ekspor ke AS. Mereka tidak melanjutkan karena harus melakukan proses negosiasi," jelasnya.

Setiap tahun, Jawa Barat mengekspor barang senilai total US $37 miliar. Negara tujuan utama ekspor ialah Amerika Serikat, menyusul Thailand, Filipina, Jepang dan Vietnam.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkonsentrasi melakukan fasilitasi dengan pendampingan. Selain itu juga meningkatkan sertifikasi produk supaya diterima global, serta memudahkan pelaku usaha bisa mengakses pembiayaan.

"Kami juga melakukan promosi bersama-sama sesuai kebutuhan yang ada. Pada prinsipnya kami tetap optimistis," tandasnya.

Dengan kondisi saat ini, tegas dia, menjadi kesempatan bagi pengusaha di Jabar bisa lebih berinovasi untuk mencari peluang baru. "Apalagi Jawa Barat ini punya potensi yang sangat besar. Semuanya belum tereksplorasi dengan baik karena hilirisasi belum optimal," paparnya.

Di sisi lain, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat
Muslimin Anwar membenarkan bahwa diversifikasi negara tujuan ekspor menjadi solusi agar ekspor Jawa Barat bisa terus tinggi.

"Potensi ekspor terbuka di  Australia, Tiongkok, India, juga negara-negara di ASEAN," jelasnya.

Dia menambahkan meski pertumbuhan ekonomi makro meleset dari prakiraan, Jawa Barat diperkirakan masih akan tumbuh 4,5%-5,3%.

"Dalam kondisi apapun, BI akan tetap memfasilitasi UMKM untuk melakukan ekspor. Salah satunya terus meningkatkan kapasitas building UMKM," tandas Muslimin.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |