
Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan kontribusi Bank Syariah Indonesia (BSI) cukup signifikan bagi industri perbankan syariah di Indonesia.
"Kontribusi BSI sebesar 50% dari total bisnis seluruh perbankan syariah Tanah Air," ujarnya dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di Jakarta, Selasa (29/4).
Di satu sisi, Rosan mengatakan pangsa pasar perbankan syariah secara keseluruhan baru mencapai sekitar 9% dari total industri perbankan nasional. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas atau sekitar 87%adalah muslim, angka ini tentu masih amat rendah.
Dia pun mendorong industri perbankan syariah, terutama BSI dapat terus berkembang dan memperluas perannya, tidak hanya dalam pembiayaan tapi juga dalam mendorong inklusi keuangan.
CEO Danantara itu menjelaskan saat ini struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih didominasi oleh konsumsi domestik dalam negeri dengan persentase sekitar 53%-54%. Oleh karenanya, diharapkan dengan adanya kolaborasi semua sektor, termasuk peran ekonomi syariah, dapat mendorong konsumsi dalam negeri.
“Peran dari ekonomi syariah di Indonesia penting, terutama dalam kebutuhan konsumen. Sehingga, langkah ini juga diharapkan mendukung target pertumbuhan ekonomi pada 2029 untuk mencapai 8%,” ujarnya.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama BSI Bob T. Ananta menerangkan peran ekonomi dan keuangan syariah telah tertuang dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045 salah satunya dapat dicapai melalui transformasi juga optimalisasi ekonomi dan keuangan syariah.
Dalam RPJPN, ekonomi syariah diposisikan sebagai salah satu pilar utama dalam mencapai ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
"Selain itu dalam Asta Cita, pengembangan ekonomi syariah menjadi salah satu strategi dalam mendorong kemandirian bangsa dan ekonomi yang lebih adil dan makmur," jelasnya.
Peran BSI, lanjutnya, juga mendorong inklusi keuangan syariah. Saat ini, tingkat inklusi keuangan syariah di Indonesia masih rendah sekitar 12,5%. Hal ini dinilai menjadi tantangan sekaligus peluang besar untuk ditingkatkan.
Dalam acara GIFS 2025, BSI meresmikan
Bewize guna memperkuat layanan bagi nasabah segmen wholesale dan memacu inklusi keuangan di Indonesia. Bob menuturkan produk layanan tersebut sebagai solusi cash management modern yang dirancang setara dengan layanan yang dimiliki oleh bank-bank besar. Namun, keunggulan Bewize terletak pada nuansa dan prinsip syariah yang melekat di dalamnya.
"Meski berlandaskan nilai-nilai syariah, Bewize tetap mampu memenuhi kebutuhan nasabah secara komprehensif dan kompetitif," tutupnya. (E-3)