
GUBENUR Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi (Demul) menjawab para elite yang mengkritik kebijakan wajib militer (wamil) bagi pelajar bermasalah. Menurut dia, elite hanya bisa berkomentar.
"Pertanyaannya, elite-elite ini ngurusin nggak yang tawuran tiap hari. Elite-elite ini ngurusin enggak itu anak-anak yang di kolong jembatan tidurnya tiap hari? Kan enggak ada yang ngurusin. Cuma komentar aja biasanya," kata Dedi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4).
Dedi tak menjawab apakah sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah soal kebijakan wamil itu. Ia yakin kementerian sudah memantau program yang akan dijalankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar itu.
"Ini kan kita kalau koordinasi kan tentu kementerian pendidikan nasional sudah melihat langkah-langkah yang dilakukan di Jabar," ujar Dedi.
Dedi mengeklaim bahwa kebijakan tersebut sudah disetujui oleh orang tua.
"Kenapa, coba deh, ukurannya kebijakan ini, sangat disetujui oleh orang tua. Dicek di media sosial siapa yang paling mendukung kebijakan saya, rakyat Jabar. Siapa yang menentang, para elit," kata Dedi.
Pada kesempatan sebelumnya Dedi mengatakan penerapan wajib militer bagi pelajar bermasalah ini khusus yang berdampak pada pendidikan. Hal itu sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan anak-anak di Jabar yang terjerumus menjadi geng motor.
Program wajib militer bagi pelajar akan mulai diterapkan pada Mei mendatang. Bahkan Dedi sudah berkomunikasi dengan Pangdam III Siliwangi terkait barak untuk menampung pelajar-pejalar bermasalah tersebut. (P-4)