
BULAN Syawal merupakan bulan penuh makna. Momen ini dimanfaatkan oleh Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) yang besinergi dengan Master-Kichen MamaSuka untuk meluruskan persepsi tentang MSG dan manfaatnya bagi tubuh manusia.
Hadir pada acara yang dikemas dalam halal bihalal, di Jakarta, Kamis (17/4) ini yaitu mahasiswa jurusan gizi Universitas Sahid, komunitas olah raga bola basket, dan Pawon Catering.
Ketua P2MI Satria Gentur Pinandita menyampaikan MSG digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan menyeimbangkan rasa gurih dalam makanan.
MSG, jelas dia, merupakan bahan tambahan pangan alami yang diproduksi dengan teknologi fermentasi melalui baku baku utama tetes tebu. "MSG dapat memberikan rasa umami atau gurih pada masakan berkuah serta mampu mengurangi penggunaan garam sehingga masakan tersebut akan lebih sehat," ucap Satria.
Menurut dia, masyarakat harus mulai memahami bahwa MSG merupakan bumbu rasa umami yang terdiri dari sodium, asam glutamat, dan air. Lembaga keamanan pangan dunia (JECFA-FAO/WHO), serta lembaga nasional (Badan POM/Kemenkes) menyatakan MSG aman dikonsumsi.
Berbagai penelitian pada manusia pun membuktikan MSG tidak memberatkan beberapa kondisi penyakit. Dalam Jurnal Mutu Pangan Vol 1 (2) :83-90 2014 disebutkan penggunaan bumbu umami dapat meningkatkan asupan gizi pasien tuberkulosis dan mempercepat penyembuhan penyakit.
Hal ini memperkuat penelitian sebelumnya dari The American Journal of Clinical Nutrition edisi Vol 90 pada September 2009 tentang uji klinis glutamat untuk peningkatan gizi dan kesehatan pada lansia di Jepang.Satria berharap semua pihak termasuk pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) ikut memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan bahan alami dalam makanan dan terkait keamanan MSG jika digunakan sebagai penyedap rasa.
"Saya juga berharap pemerintah berperan aktif dari hulu hingga hilir, dari mulai lahan pertanian tebu hingga pabrik yang mengolah tebu jadi bahan dasar industri pangan dan industri lainnya. Sebab kebutuhan tebu dan turunannya masih banyak terutama bagi industri pangan seperti MSG yang dihasilkan dari produk alami."
"Pemerintah melalui Badan POM juga diharapkan dapat memberikan edukasi bahwa produk MSG sangat aman untuk dikonsumsi," tutup Satria.
Pada paparan lainnya, ahli gizi dari Healthy Go Catering Melliana Eka menjelaskan makanan bergizi merupakan suatu makanan yang seimbang dari mulai kecukupan protein, karbohidrat, dan juga keseimbangan rasa bahan pangan tambahan seperti MSG.
"Bahan pangan tambahan seperti MSG misalnya bisa memberikan rasa gurih dan membuat orang lebih lahap menyantapnya. Makanan bergizi itu tidak sekadar memenuhi semua kebutuhan tubuh, tapi juga perlu memperhatikan rasa lantaran rasa dari segala komponen makanan dapat menambah selera makan orang," terang Eka.
Pada kesempatan tersebut, juga digelar cooking class serta demo masak oleh chef Rama dan chef Andre yang mengajarkan penggunaan MSG secara tepat pada masakan berkuah seperti sup iga. (H-2)