
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 16 April 2025, dibuka menguat sebesar 8 poin atau 0,05% menjadi Rp16.819 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.827 per dolar AS. Kendati mengalami penguatan di pembukaan, analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini melemah. Itu terjadi karena penurunan tingkat kepercayaan konsumen dan penurunan tingkat penjualan mobil.
“Jelas melemahnya daya beli masyarakat dan antisipasi masyarakat akan ketidakpastian ekonomi ke depannya (yang menyebabkan penurunan data-data tersebut). Masyarakat cenderung bijaksana dalam pengeluaran dan investasi yang tercerminkan dari meningkatnya permintaan emas akhir-akhir ini,” ujar Lukman di Jakarta, Rabu.
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2025 berada pada level sebesar 121,1. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menjadi penopang IKK masing-masing tercatat 110,6 dan 131,7, lebih rendah apabila dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 114,2 dan 138,7.
Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP), Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU), dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) pada Maret 2025 masing-masing tercatat sebesar 137,0, 132,2 dan 125,9, meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 143,3, 138,6, dan 134,2.
Faktor lain pelemahan kurs rupiah ialah kekhawatiran investor atas perang tarif yang dilancarkan Amerika Serikat (AS), terutama pasca boikot China atas pengiriman pesawat Boeing.
“Boikot China atas Boeing adalah sikap yang keras, mengingat penjualan Boeing di China mencapai 20 persen dari total global. Hal ini menunjukkan potensi eskalasi tensi China-AS ke depannya,” ucap Lukman.
Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan nilai tukar rupiah berkisar Rp16.750-Rp16.850 per dolar AS. (Ant/E-3)