Misi Solar Polar-orbit Observatory Siap Ungkap Rahasia Kutub Matahari

7 hours ago 1
Misi Solar Polar-orbit Observatory Siap Ungkap Rahasia Kutub Matahari Skema Observatorium Orbit Kutub Surya.(Zhenyong Hou and Jiasheng Wang at Peking University)

PARA ilmuwan akan segera mendapatkan pandangan langsung pertama ke kutub Matahari melalui misi Solar Polar-orbit Observatory (SPO), yang dijadwalkan diluncurkan pada Januari 2029. Misi ini diharapkan membuka rahasia tentang siklus magnetik Matahari, asal mula angin surya cepat, serta pengaruhnya terhadap cuaca antariksa di tata surya.

Selama puluhan tahun, wilayah kutub Matahari menjadi salah satu area paling misterius dalam ilmu tata surya. Sebagian besar pengamatan selama ini dilakukan dari bidang orbit Bumi (bidang ekliptika), sehingga pandangan ke wilayah lintang tinggi terbatas. Padahal, kutub Matahari memegang peranan penting dalam mengatur siklus magnetik dan sumber energi angin surya yang memengaruhi kondisi antariksa di seluruh tata surya.

Mengapa Kutub Matahari Penting

Sekilas, kutub Matahari tampak lebih tenang dibandingkan wilayah menengah yang sering menampilkan bintik matahari, semburan plasma, dan lontaran massa korona. Namun, menurut para ilmuwan, medan magnet di kutub justru berperan vital sebagai “benih” yang memicu siklus magnetik Matahari setiap 11 tahun, termasuk pembalikan kutub magnetiknya.

Data dari wahana Ulysses sebelumnya menunjukkan bahwa angin surya cepat terutama berasal dari lubang korona di sekitar kutub. Untuk memahami proses ini, pengamatan langsung dari lintang tinggi sangat dibutuhkan.

Misi SPO: Pandangan Langsung ke Kutub

Misi SPO dirancang untuk melampaui keterbatasan misi sebelumnya seperti Ulysses dan Solar Orbiter. Setelah serangkaian manuver gravitasi, termasuk bantuan dari planet Jupiter, wahana ini akan menempuh orbit dengan kemiringan hingga 75 derajat dari bidang ekliptika, bahkan bisa mencapai 80 derajat dalam misi perpanjangan.

Selama masa operasi 15 tahun, SPO akan melintasi kedua kutub Matahari berulang kali, mencakup periode minimum dan maksimum siklus matahari berikutnya sekitar tahun 2035, saat pembalikan medan magnet diperkirakan terjadi.

SPO akan membawa perangkat pengamatan jarak jauh dan instrumen in-situ. Di antaranya Magnetic and Helioseismic Imager (MHI) untuk memetakan medan magnet dan aliran plasma, Extreme Ultraviolet Telescope (EUT) dan X-ray Imaging Telescope (XIT) untuk merekam aktivitas atmosfer atas Matahari, serta Visible-light Coronagraph (VISCOR) dan Very Large Angle Coronagraph (VLACOR) untuk menelusuri korona dan aliran angin surya.

Instrumen in-situ seperti magnetometer dan detektor partikel akan mengukur langsung angin surya dan medan magnet antariksa.

Kerja Sama Global dan Dampak Ilmiah

Misi SPO akan beroperasi bersama jaringan misi Matahari lain seperti Solar Orbiter, Solar Dynamics Observatory (SDO), Hinode, dan Aditya-L1, menciptakan sistem pemantauan hampir menyeluruh terhadap bintang terdekat kita.

Dengan data dari SPO, ilmuwan berharap dapat memperbaiki model cuaca antariksa, meningkatkan prediksi aktivitas matahari, dan memperkuat perlindungan terhadap satelit, sistem komunikasi, dan jaringan listrik di Bumi. (Science Daily/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |