
UPAYA peningkatan produktivitas pertanian di Kabupaten Agam menunjukkan hasil menggembirakan. Berdasarkan data olahan Dinas Pertanian per 14 Oktober 2025, sejumlah lahan sawah Pokok Murah (SPM) yang dikelola melalui dana nagari mengalami peningkatan hasil panen dibandingkan metode konvensional.
Dari hasil monitoring di beberapa nagari, produktivitas rata-rata SPM dengan dana nagari mencapai 6,80 ton per hektar dan swadaya 6,64, lebih tinggi dibandingkan hasil konvensional yang berada di dana nagari berkisaran 5,52 ton per hektar serta swadaya 5,88 ton per hektar.
“Adapun total hasil panen SPM 169.67 ton, sedangkan untuk sawah konvensional hanya 140.30 ton,” Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam melalui Sekretaris, Armelia, Rabu (15/10).
Ia menambahkan per 14 Oktober 2025 sudah 59 lokasi yang dipanen, 50 lokasi mengalami peningkatan produktivitas saat menggunakan metode SPM dibandingkan metode konvensional, 1 lokasi produktivitasnya sama, dan sisanya 8 lokasi mengalami penurunan.
Salah satunya, peningkatan tertinggi tercatat di Ambacang Pakiduah KWT Tunas Harapan Nagari Tigo Koto Silungkang Kecamatan Palembayan, yang mampu menghasilkan 6,40 ton per hektar, meningkat 100% dibandingkan hasil konvensional dari awalnya menggunakan metode konvensional hanya 3,20 ton.
Meski begitu, tidak semua lokasi mengalami peningkatan. Di SPM Swadaya Kamang Hilia, hasil panen justru sedikit menurun akibat dampak kemarau pada fase generatif tanaman, dengan produktivitas turun sekitar 10% dibandingkan pola konvensional.
Armelia menyebut, hasil positif ini membuktikan bahwa program SPM mampu meningkatkan efisiensi dan hasil panen petani lokal. “Data ini menjadi dasar penguatan ketahanan pangan berbasis nagari yang terbukti efektif,” ujar.
Dengan capaian tersebut, Pemkab Agam berkomitmen melanjutkan pembinaan kelompok tani dan memperluas penerapan SPM di seluruh kecamatan, guna memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di daerah itu. (E-2)