
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, meninjau langsung operasional instalasi pengolahan limbah cair berteknologi Integrated Fixed-film Activated Sludge (IFAS) di kawasan Jababeka, Cikarang. Ia juga melihat sistem pemantauan kualitas udara berbasis digital serta pemanfaatan energi surya untuk pengolahan air bersih.
Kunjungan ini juga sekaligus menjadi bagian dari proses verifikasi atas capaian Jababeka yang berhasil mempertahankan penghargaan Proper Hijau selama dua tahun berturut-turut—capaian langka di antara kawasan industri lain di Indonesia.
“Untuk kawasan industri, meraih Proper Hijau saja sudah sulit. Ini dua kali berturut-turut. Luar biasa,” kata Hanif saat kunjungan, Senin (30/6), sembari mengisyaratkan dukungan terhadap model keberlanjutan yang diusung Jababeka.
Menteri juga menanam pohon buah langka Kepel (Stelechocarpus burahol) di area konservasi perusahaan, sekaligus menyetujui secara prinsip pembentukan desk bersama antara KLHK dan pengelola kawasan guna mempercepat pelayanan dan pembinaan lingkungan bagi tenant industri.
Direktur Utama PT Jababeka Infrastruktur, Didik Purbadi, menyatakan pihaknya akan mengejar Proper Hijau ketiga tahun depan, dengan target loncat ke Proper Emas.
“Kami siap jadi benchmark nasional kawasan industri berkelanjutan,” tegasnya.
Tak hanya urusan teknis, Jababeka juga memamerkan program konservasi keanekaragaman hayati seperti penanaman mangrove, konservasi rusa di Ranca Upas, hingga urban farming. Didik turut mengusulkan pembentukan pusat riset lingkungan di President University untuk memperkuat ekosistem inovasi dan edukasi di sektor industri.
Agenda kunjungan akan berlangsung selama dua pekan, termasuk peninjauan ke sejumlah pabrik di dalam kawasan sebagai bagian dari verifikasi langsung terhadap ketaatan dan performa pengelolaan lingkungan masing-masing tenant. (Z-10)