Menkeu Soroti Anjloknya Pertumbuhan PMTB

3 hours ago 2
Menkeu Soroti Anjloknya Pertumbuhan PMTB Foto udara suasana kawasan industri di Batang Industrial Park, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.(ANTARA/Harviyan Perdana Putra)

PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah lingkungan global yang bergejolak.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi Indonesia tumbuh 4,87% pada triwulan I 2025 didukung oleh sisi pengeluaran melalui konsumsi rumah tangga dan sektor manufaktur dari sisi produksi.

"Ekonomi Indonesia yang tumbuh di 4,87% tadi didukung oleh konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga itu 54,5% dari total GDP kita yang masih terjaga mendekati 4,9% atau bahkan 5%, (yaitu) 4,89%," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (23/05).

Ia melanjutkan, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi faktor yang perlu diwaspadai dari sisi pengeluaran. Ia menyampaikan pertumbuhan PMTB di triwulan I hanya berada di angka 2,12%. Capaian tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2021 hingga 2024.

"PMTB ini yang perlu untuk kita waspadai karena pertumbuhan di Q1 adalah 2,12%. Kalau dibandingkan empat pembanding tahun sebelumnya, angka ini relatif rendah sehingga memang investasi atau PMTB harus ditingkatkan," jelasnya.

Konsumsi pemerintah dalam hal ini belanja negara mengalami kontraksi 1,38% dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut, lanjutnya, karena pada 2024 pemerintah memberikan bantuan sosial untuk mengatasi El Nino dan adanya belanja pemilu yang pada tahun ini tidak ada.

Dari sisi produksi, tambah Sri Mulyani, sektor manufaktur mencatatkan pertumbuhan 4,55%. Kemudian, sektor perdagangan dan pertanian tumbuh baik dengan mencatatkan pertumbuhan masing-masing di 5,03% dan 10,52%.

"Jadi kita lihat tiga sektor terbesar manufaktur, perdagangan, dan pertanian, mereka pertumbuhannya relatif stabil di atas 5%, bahkan pertanian melonjak di 10,52%," papar dia.

Di sisi lain, pertumbuhan komponen produksi lainnya terlihat dari pertumbuhan konstruksi, transportasi, infokom, jasa keuangan, akomodasi makan minum, dan real estate. Sementara sektor pertambangan mengalami kontraksi dan perlu ditingkatkan karena pengaruh harga komoditas.

"Untuk sektor-sektor yang tumbuh positif ini kita memberikan apresiasi," pungkasnya. (Fal/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |